Lihat ke Halaman Asli

Satria Widiatiaga

TERVERIFIKASI

Guru Sekolah Alam

"Satu" Dari Dewa 19, Bukan Sekadar Lagu Religi

Diperbarui: 26 Maret 2024   04:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Tari Sufi Menggambarkan Hubungan Kosmik Hamba dengan Tuhannnya dalam lagu 'Satu' (sumber : Sound Cloud)

Sewaktu muda, kadang kita terombang-ambing akan pencarian jatidiri kita, utamanya mencari kebenaran hakiki yang merujuk pada pertanyaan besar, untuk apa kita hidup di dunia ini. Termasuk saya, di kala muda pun, saya jujur sempat goyah secara keyakinan, karena begitu banyak pertanyaan-pertanyaan besar metafisik religius yang belum memuaskan saya, walau setiap harinya tetap ibadah shalat, namun kadang masih merasa kosong hampa.

Mungkin saya mengalami masa Ignostisisme, yaitu suatu pandangan bahwa suatu agama atau konsep teologis apapun harus disertai dengan definisi yang koheren. Dalam artian, saya meyakini bahwa Tuhan itu ada, dan layak disembah dan dipuja, hanya saja bagaimana saya bisa meyakini betul bahwa agama yang saya yakini atau agama lain adalah jalan yang 'benar' agar bisa mengarah ke Tuhan.

Masa ini saya alami kurang lebih 3 tahun lamanya, upaya bertanya ke kyai, ustad, pastor, pedanda dan pemuka agama lainnya tentang beberapa pertanyaan makna kehidupan. Kebanyakan jawaban justru tidak memuaskan dahaga saya tentang 'sakjane urip iki meh ngopo to ?'.

Hingga suatu saat pada bulan Ramadan tahun 2005, seingat saya momen itu terjadi sehabis saya pulang buka bersama dan taraweh bersama teman-teman kuliah, saya pulang ke rumah cukup larut, dan entah mengapa saya sempatkan menyetel winamp (aplikasi musik jadul) di laptop menjelang mau tidur. Situasi rumah saat itu sangat senyap, lalu lirih-lirih terdengar senandung..

"Aku ini adalah dirimu.... Cinta ini adalah cintamu, Aku ini adalah dirimu... Jiwa ini adalah jiwamu

Rindu ini adalah rindumu... Darah ini adalah darahmu.. Tak ada yang lain selain dirimu..

Yang selalu kupuja...."

Seketika hati ini merinding mendengarnya di tengah kesunyian tengah malam, bulu kuduk ini berdiri. Niat memang mau menyetel lagu-lagu Dewa 19, tetapi entah mengapa lagu berjudul 'Satu' yang ter-setel duluan. Beat tempo lagu ini memang menghanyutkan, agak sedikit psychadelic karena efek synth-nya 'sufistik' banget, Ahmad Dhani memang sangat brillian menyetel beat sederhana ini bisa seolah membuat pendengarnya bisa terbawa ke alam lain. Hingga di titik klimaks lagu ini....

"Ku sebut namamu.... Di setiap hembusan napasku

Kusebut namamu... Kusebut namamu..."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline