Lihat ke Halaman Asli

Satria Widiatiaga

TERVERIFIKASI

Guru Sekolah Alam

Selamat Hari (Sedih) Pahlawan

Diperbarui: 10 November 2023   05:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Teuku Umar tak sudi Rencong-nya untuk membela anak cucunya yang suka mengumbar hartanya dari hasil Rasuah..

Pangeran Diponegoro tak rela Keris-nya untuk memperjuangkan anak cucunya yang gemar berhutang foya-foya dengan dalih untuk rakyat..

Ki Hajar Dewantara tak habis pikir jerih payahnya dikhianati anak cucunya yang tak sungguh-sungguh dalam membangun pendidikan..

Mohammad Hatta tak henti-hentinya menangisi anak cucunya yang sangat malas membaca untuk kembangkan Literasi Bangsanya

Sutan Syahrir terheran-heran dengan tingkah anak cucunya yang selalu saja saling bertengkar hanya karena isu SARA

Agus Salim hanya duduk termangu melihat anak cucunya yang belum bisa membangun infrastruktur bersih dari praktek Mark-Up

Para Pahlawan hanya bisa bersedih pasrah walau setiap tanggal 10 Nopember mereka selalu dirayakan dan dikenang oleh anak cucunya, tapi tak menjalankan amanah kebangsaan para Pahlawan dan malah mengkhianatinya...

Sampai Kapan Ibu Pertiwi menangisi anak cucunya... ???

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline