Lihat ke Halaman Asli

Main Catur Bersama Tuhan

Diperbarui: 16 Mei 2016   01:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: chessvicky.com

Minggu Sore aku menemani Tuhan bermain catur, berkat sedikit pengalaman melawan catur di komputer dengan jurus undo, aku beranikan diri memajukan bidak-bidak hitamku. Baru memajukan 3 pion, lawanku sudah memajukan ratu, berhasrat ingin cepat membunuhku.

Di sela neuron-neuron pada otak berpikir untuk melangkahkan para bidak, aku melepaskan pertanyaan pada Tuhan:

"Kemarin ada toko membuka lowongan kerja, mencari pegawai dengan syarat tidak beragama x..."

"Wah... Itu rasis!!" jawabnya

"Tapi ini justru untuk toleransi, karena karyawan x sudah terlalu banyak. Bagaimana ketika mereka merayakan perayaan keagamaan, siapa yang menjaga toko? di sisi lain toko harus tetap dibuka demi pelayanan kebutuhan saat perayaan nanti"

"Ow.. Gitu, bagus lah" jawabnya

Terkadang memang nilai dari ucapan terlalu dini untuk diberi keputusan salah dan benar, sehingga yang seharusnya benar diberikan label sesat.

Aku melanjutkan pertanyaan terkait dengan "cinta" dan bertanya:

"Apakah takdir mempengaruhi cinta?"

Tuhan menjawab, bahwa cinta memang dipengaruhi oleh takdir, artinya ada kausa prima yang menentukan cinta itu, yaitu Tuhan sendiri.

Dan akhirnya akupun memahami bahwa LGBT adalah takdir yang diberikan dengan indahnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline