[caption caption="foto: www.pegipegi.com"][/caption]
Lembata, mungkin nama tersebut kurang familiar di tengah masyarakat, Lembata merupakan salah satu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada zaman hindia-belanda Lembata dahulu dikenal dengan nama "Pulau Lomblen" Pada tanggal 24 Juni 1967 dilaksanakan Musyawarah Kerja Luar Biasa Panitia Pembentukan Kabupaten Lembata yang diselenggarakan di Lewoleba yang kemudian mengukuhkan nama Lembata. Pengukuhan nama "Lembata" ini sesuai sejarah asal masyarakatnya dari pulau "Lepanbatan", sehingga mulai 01 Juli 1967 sebutan untuk penduduk yang semula "Orang Lomblen" berubah menjadi "Orang Lembata".
Ibukota Kabupaten Lembata adalah Lewoleba, beragam wisata alam terbentang di tanah Lembata ini, dua diantaranya adalah penangkapan ikan paus di Lamalera dan dapur alam di Atadei.
Keunikan dapur alam di Atadei adalah hamparan lokasi tanahnya terdapat gas alam yang keluar dari perut bumi, karena daerah tersebut adalah daerah vulkanis sehingga memunculkan uap-uap panas pada tanah tersebut, uniknya masyarakat setempat menjadikannya sebagai dapur tempat memasak aneka ragam makanan, dengan cara menggali lubang pada tanah tersebut, memasukan makanan dan menutupnya dengan daun-daun pelepah kelapa, citarasanya sangat berbeda dari masakan yang dimasak dengan bahan bakar minyak ataupun tabung gas.
Masyarakat Atadei menyebut tempat tersebut sebagai dapur alam, karena uap pada tanah dapat digunakan untuk memasak, maka tempat tersebut dinamakan dapur alam, masakan yang sering dimasakpun beragam, mulai dari jagung, ubi-ubian, kacang-kacangan dan makanan lainnya, tidak akan rugi berwisata pada dapur alam yang menawarkan panorama alam bak sekeping surga yang terjatuh di bumi Atadei Lembata.
Dapur Alam Perekat Budaya Kekeluargaan
Jika di kota-kota besar kesibukan masyarakat hanya pada pekerjaan dan jarang memiliki kesempatan berpartisipasi dalam masyarakat, maka tidak untuk masyarakat Atadei, dengan adanya dapur alam, masyarakat semakin dekat dengan budaya kekeluargaan, tidak jarang menu-menu yang dimasak akan dibagi pada yang lainnya, suasana ketimuran dengan budaya kekeluargaannya sangat melekat, sangat indah sekali.
Tidak akan rugi berkunjung ke Lembata, menawarkan pesona alam yang luar biasa, wisata timur tidak akan lengkap jika tidak adanya dapur alam, sangat menarik, sesekali jika anda meluangkan waktu libur panjang, mampirlah di pulau Lembata, rasakan suasana kekeluargaan yang hangat bersama masyarakat Lembata, budaya, wisata dan adat istiadat yang terhampar dengan indah menjadi warna indah dalam kemajemukan nusantara.
Lembata Minim Konflik
Masalah konflik, jarang sekali terjadi di Lembata, budaya toleransi antara umat beragama sangat melekat disana, jika malam takbiran, yang memeriahinya sebagian besar pribumi Lembata yang justru berbeda keyakinan, sangat nyaman hidup di Lembata, menelusuri malam di kota Lewoleba tidak akan terjadi apa-apa, bahkan jika dijumpai ada pemuda sedang mabuk-mabukan sama sekali tidak pernah mengganggu masyarakat, justru dengan ramahnya mereka menyapa.
Lembata sudah seharusnya menjadi contoh kerukunan di Indonesia, walaupun dari segi ekonomi, sangat banyak masyarakat berada dalam garis kemiskinan, namun tidak untuk menjadi pelaku criminal, anda seharian dapat menaruh motor anda di luar rumah dan akan mendapatinya dalam keadaan semula, ternak warga dilepas begitu saja di kebun, tidak pernah ada kehilangan, itulah Lembata, bagaikan sepotong surga yang terjatuh di belahan bumi timur.