Pustaka: Dipiro, Joseph T et all. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach 7th edition, The McGraw-Hill Companies. 2008
PENGGOLONGAN OSTEOPOROSIS
OSTEOPOROSIS PASCA MENOPAUSE Diakibatkan oleh defisiensi estrogen sehingga meningkatkan floreferasi, diferensiasi, dan aktivasi dari osteoclast baru dan memperpanjang umur osteoclast dewasa.
OSTEOPOROSIS PADA LAKI-LAKIPria berada pada risiko lebih rendah terhadap osteoporosis dan fraktur osteoporosis karena ukuran tulang yang lebih besardan lebih sedikit jatuh.Pria juga tidak mengalami percepatana penurunan massa tulang seperti pada wanita setelah menopause. Namun, pria memiliki tinggi angka kematian karena patah tulang.Etiologi osteoporosis laki-laki cenderung multifaktorial dengan penyebab sekunderdan yang umum adalah penuaan. Pada pria muda dan usia menengah, penyebab sekunderuntuk keropos tulang biasanya diidentifikasi, dengan hipogonadisme. Osteoporosis idiopatik (tidak diketahui penyebabnya) dapat terjadi danmungkin akibat dari faktor genetik yang belum diketahui.
OSTEOPOROSISTERKAIT USIA Hubungan usia dengan osteoporosis terjadi pada manula terutama sebagai akibat darihormon, kalsium, dan vitamin D kekurangan yang mengarah ke tingkat dipercepat diciptakan pergantian tulang dalam kombinasi dengan osteoblas berkurangpembentukan tulang. Risiko patah tulang pinggul meningkat secara dramatis sebagaiakibat berkurangnya jumlah tulang kortikal dan trabekulerdan peningkatan risiko jatuh.
PENYEBAB SEKUNDER OSTEOPOROSISDua penyebab sekunder osteoporosis yang paling umum untuk adalah kekurangan vitamin Ddan terapi glukokortikoid.
Penyebab umum osteoporosis pada anak dan dewasa
Status Penyakit
Obat
Defisiensi testosterone
Trotosikosis
Sindron Cushing
Defisiensi hormone pertumbuhan
Hiperparatiroid primer
Diabetes mellitus tipe 1
Gangguan keseimbangan kalsium
Anoreksia
Penyakit hati kronik
Malabsorpsi
Inflamasi usus
Reumatoid arthritis
Transplatasi organ
Sindrom turner dan Klinefelter
Glukokortikoid sistemik
Terlalu banyak tiroksin
Terapi antikonvulsan
Kemoterapi sitotoksik
Siklosporin
HAART
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H