Lihat ke Halaman Asli

April Session: Suara Wanita yang Menyelamatkan Ribuan Nyawa

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1346160411432347634

Pada 21 April ini, di Indonesia kita sedang merayakan hasil perjuangan Ibu Kita Kartini, sang pionir kemajuan wanita. Berbagai media menayangkan berbagai kontribusi wanita bagi kemajuan bangsa, yang tak lagi sentiasa diposisikan sebagai makhluk kelas dua.

Seorang rekan bertanya, "ada nggak pahlawan wanita di Jepang?";

Ada beberapa contoh yang ingin saya sampaikan, misalnya Murasaki Shikibu yang juga pionir seperti Kartini. Tetapi mendadak ingatan saya malah meloncat jauh ke kejadian satu tahun yang lalu. Sebuah keberanian seorang wanita yang perlu kita apresiasi dan teladani.

[caption id="attachment_209184" align="aligncenter" width="477" caption="Sirine berbunyi, suara Miki Endo masih lantang terdengar dari loudspeaker kota memperingatkan warga Minamisanriku, Miyagi; walaupun air laut telah mendekat"][/caption] Pada 11 Maret 2011, peringatan kepada seluruh warga kota bahwa tsunami datang menggema dari loudspeaker kota Minamisanriku, Miyagi, sebuah kota yang yang terletak dekat dengan pusat gempa.

Bahkan pada saat air laut mendekat, suara itu tetap lantang dan bergema di atas ombak, memberikan peringatan sehingga ribuan nyawa terselamatkan. Ia berkata, "Jangan mendekat ke pantai".

Adalah suara Miki Endo, sang petugas di Disaster Prevention Department kota Minamisanriku, Miyagi. Melalui loudspeaker, ia mendorongwarga untukmelakukan apa yang merekabisa untukmenghindaritsunami yang masuk.

[caption id="attachment_209185" align="aligncenter" width="180" caption="Miki Endo, one of the most heroic examples of community spirit"]

1346160539932556277

[/caption] Dari 30 orang staf yang berhasil mencapai lantai teratas gedung city hall yang hanya terdiri dari 3 lantai itu, hanya 10 orang yang selamat. Miki Endo termasuk dalam daftar yang dinyatakan hilang, dan kemudian dikonfirmasi meninggal.

Ia tenggelam di posnya. Seorang wanita yang berdedikasi dan tidak akan meninggalkan tugasnya sampai diperintahkan.

Usianya baru 24 tahun, tetapi memiliki keberanian dan dedikasi sedemikian hebatnya; bahkan untuk melanggar sebuah aturan tentang personal safety yang dicamkan semasa saya menjadi anggota palang merah di sekolah:

"Jangan mati. Penyelamat harus tetap hidup. Pastikan dirimu selamat sebelum menyelamatkan orang lain."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline