Sudah menjadi keharusan bagi suami untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Baik nafkah lahir maupun batin keduanya harus dipenuhi. Kekurangan salah satunya dapat berimbas buruk pada keharmonisan keluarga.
Dengan pemahaman seperti itulah yang membuat Ali terus bekerja keras. Lelah tak dirasakan, peluh tak dihiraukan bahkan seringkali kantuk diabaikan. Menjadi sopir truk pun lelaki itu lakoni agar kebutuhan dapurnya terpenuhi.
Sebagai supir lintas provinsi, tak jarang membuat Ali sering meninggalkan rumah. Ya kan tidak mungkin dia nyupir sambil bawa-bawa rumahnya. Karena tuntutan pekerjaan, istri yang baru dinikahinya 3 bulan lalu terpaksa harus sering ditinggal. Hasratnya untuk selalu berdekatan dengan istri tercinta harus dia tahan agar kehidupan tetap berjalan.
Pada bulan pertama penikahannya, sang istri mencoba bersabar. Sri istri Ali berusaha memaklumi perihal dirinya yang sering ditinggal pergi. Bukan semalam saja biasanya Ali pergi. Tiga malam berturut-turut biasa dilewati Sri dengan kesendirian. Apalah daya, jarak yang ditempuh Ali memang tidak dekat.
Seiring berjalannya waktu, Sri mulai merasa bosan. Pernikahannya yang baru 3 bulan belum berhasil memberikan mereka keturunan. Alhasil Sri selalu sendirian saat suaminya pergi nyupir. Kalau siang tidak masalah, Sri masih bisa berkunjung kerumah tetangga untuk mengusir rasa bosan. Tapi ketika malam hari Sri tidak bisa melakukan apa-apa. Dia hanya berdiam diri di rumah sambil menunggu suaminya pulang dengan penuh rasa bosan.
Saking seringnya ditinggal pergi walaupun karena pekerjaan membuat Sri dongkol. Pikirnya Ali sama sekali tak pengertian. Terus saja dia meninggalkan Sri dan memilih kencan dengan truk muatannya. Untuk apa mereka menikah kalau akhirnya tidak bisa bersama. Gerutu Sri setiap malam ketika Ali belum juga pulang.
Rasa kesalnya memuncak. Sri memutuskan akan mendiamkan suaminya ketika pulang nanti. Wanita itu merasa terlalu sering diabaikan oleh suaminya sendiri. Hingga hari itu tiba. Ali pulang dengan segunung rasa lelah, dalam hati dia berharap istrinya akan membukakan pintu dan menyambutnya dengan senyuman manis. Bayang-bayang wajah Sri membuat Ali tersenyum bahagia.
Tok! tok! tok!
Pintu diketuk Ali dengan lembut berharap segera melihat wajah cantik istrinya.
Sri yang mendengar ketukan pintu itu melangkah dengan malas. Hatinya terlanjur dongkol dengan sikap Ali yang tak pernah mencoba mengerti perasaan Sri.
Kriieett! pintu dibuka Sri lebar-lebar. Tampaklah tubuh Ali dengan jelas. Senyum masih bertahan di wajah Ali. Penuh semangat Ali hendak memeluk istrinya.