Kita kerap kali tidak sadar, bahwa setiap produk yang kita gunakan saat ini, aksara yang kita pakai untuk menulis, bahasa yang digunakan dalam berbicara dan menghitung sesuatu, itu bermula dari suatu pertanyaan, dimulai dari dulu sekali, orang berpikir dan bertanya pada dirinya sendiri bagaimana menciptakan benda untuk kebutuhanya, bagaimana cara berkomunikasi menyampaikan sesuatu terhadap manusia lainya, bagaimana cara membagi sesuatu dengan adil, dimulai dari pertanyaan itu kemudian munculah kini beragam benda, beragam bahasa serta beragam angka untuk menunjang kebutuhan manusia sebagai suatu individu.
Kini benda - benda, bahasa serta aksara dan angka itu telah mengalami penyempurnaan - penyempurnaan seiring dengan perkembangan zaman serta relefan dengan keadaan suatu ekosistem pada setiap masanya, ya kita harus ucapkan terimakasih terhadap pendahulu kita yang sudah mewariskan itu semua, hingga kita bisa hidup bersosial dengan ragam kemudahan.
Kendati demikian tahukah kita betapa pertanyaan - pertanyaan ini sungguh mengganggu adanya, untuk pencarian solusi sebagai respon dari pikiran manusia - manusia terdahulu, hingga kini pesawat terbang, teknologi, kapal laut, kendaraan darat, hunian manusia merupakan titik penyempurnaan di abad ke - 21 sebagai hasil pemikiran manusia abad ini yang tak lepas dari abad sebelumnya dimana suatu konsep lahir dan direalisasikan pada abad berikutnya.
Penyempurnaan - penyempurnaan kerap dilakukan agar mendapat hasil yang bisa bermanfaat bagi kehidupan individu, sosialnya juga zaman setelah ia tiada, ini merupakan gambaran bagaimana cara otak bekerja pada responnya akan suatu pertanyaan dimana motorik akan mendorongnya berpikir dan hasilkan suatu jawaban, dari sini ketemu kesimpulan yang masih harus disempurnakan dimana cara belajar terbaik ialah bermula dari suatu pertanyaan, kemudian biarkan otak yang mencari jawabannya, ini tentunya dipengaruhi oleh pengetahuan - pengetahuan yang diserap, aturan yang disepakati manusia dalam konteks sosial, serta pengalaman sebagai bentuk empirisme penyeimbang suatu rasionalisme.
Demikian semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H