Mengulas Ramalan Prabu Jayabaya menyoal sosok dari Satrio Piningit, mungkinkah tahun 2024 akan terbukti.
Sahabat yang dimuliakan, bagaimana asal dari cerita tentang Satrio Piningit yang sebenarnya, mengapa tidak sedikit orang percaya pada kemunculan Satrio Piningit itu sendiri bahkan sebagian mencocokannya dengan tahun 2024, sementara sampai saat ini, tidak ada yang bisa menunjukkan keberadaan figur Satrio Piningit secara kenyataannya, kecuali berdasarkan perolehan penerawangan atau hanya khayalan dari orang pintar.
Meski belum dapat dibuktikan dengan kasat mata, namun semuanya tidak mengurangi esensi kepercayaan masyarakat terkait kehadiran figur Satrio Piningit Tersebut.
Pembaca sekalian, ayo kita lihat sejarah mengenai asal usul pertama kali lahir istilah Satrio Piningit itu.
Jaya Baya Merupakan Raja dari Kerajaan Kediri pada tahun kurang lebih 1135-1157 memiliki gelar Sri Maharaja, Sri Wameswara Madhusudana Watarandita Parakrama Digjoyottunggadewama Jayabhalancana, itu dikenal sebagai figur sosok pemimpin yang adil bijak dan visioner pada masa kejayaanya, figur Jayabaya sangat terkenal akan ramalan yang ia tuturkan.
Hadir pada masa sulit hingga dapat membawa peradaban Kerajaan Kediri pada masa kejayan, jayabaya juga memiliki jasa dalam bersatunya kembali kerjaan dimana sebelumnya terjadi perpecah di masa Raja Airlangga.
Karena jasa tersebut, dia mendapatkan gelar sebagai Ratu Adil serta Satria Piningit, tetapi apa sebenarnya tujuan dari dua julukan itu.
Secara harfiah, memiliki makna Satria Piningit artinya sebagai ksatria dimana masih tersembunyi oleh zaman, juga Ratu Adil memiliki arti sebagai pemimpin dimana pada pemerintahanya bijak dan adil.
Masyarakat dahulu memiliki anggapan, satria Piningit serta Ratu Adil merupakan satu kesatuan, meskipun tidak demikian, orang yang dipandang satria Piningit, belum tentu Ratu Adil, dikarenakan untuk jadi Ratu Adil harus memiliki sikap adil juga peduli kepada rakyatnya, tidak hanya mementingkan sendiri juga kelompok, golongan yang mendukung kekuasaanya.
Istilah Jawa memiliki bunyi Satria Piningit sinisihan wahyu ratu adil itulah pedoman yang mencerminkan karakter pemimpin, dari khas, sifat, juga karakter yang disebutkan, merujuk kepada figur kepemimpinan suatu negri dimana pemimpinnya dapat menegakkan keadilan.
Kitab Musarar. Sunan Giri Prapen yang berisikan ramalan Jayabaya, menunjukan konsep ketatanegaraan dimana apabila diterapkan bisa menghasilkan rakyat adil, makmur yang menjadikan penggambaran dari figur Ratu Adil, demikian juga pada penggambaran dari Satria Piningit ditandai munculnya Ratu Adil tersebut.