Lihat ke Halaman Asli

Derita Kota Tambang Batubara, Sangata

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1388380622580846161

Sangata bukanlah sebuah akronim. Akan tetapi nama sebuah kota di Kalimantan Timur, namun jika diutak-atik nama kota di Kaltim tersebut dapat menjadi akronim. Ia bisa menjadi kependekan dari Sangat menderiTA. Berlebihan, boleh juga. Tentu tidak sedikit orang yang akan mengatakan berlebihan, apabila Sangata merupakan kependekan dari "sangat menderita". Padahal daerah di Kaltim ini dikenal sebagai penghasil batu bara terbaik di dunia yang di kelola PT. Kaltim Prima Coal (KPC), sejak tahun 1991, yang tentu saja membikin perusahaan asing itu kaya raya. Kontras dengan lingkungan dan kehidupan masyarakat sekitar tambang.

Jadi, bukan tanpa alasan jika Sangata menjadi akronim dari sangat menderita dalam arti yang sesungguhnya. Pengalaman menjadi bagian dari ratusan pekerja tambang batubara sekaligus menjadi perjalaan hidup yang penuh kenangan. Menuju Sangata bukanlah perjalanan yang nyaman, justru sebaliknya. Dari Kota Banjarmasin ke Sangata dengan jarak sekitar 280 kilometer ditempuh dalam waktu 12 jam melalaui perjalanan darat yang melelahkan, menggunakan bus umum yang lebih pas disebut mikrolet tua.

Perjalanan penuh 'kenangan' dimulai Bontang  melewati hutan lindung Taman Nasional Kutai (TNK) melalui jalur jalan yang lebih mirip sungai kering. Di dalam bus yang penuh sesak, sopir tidak hanya hafal dengan kondisi jalan yang super buruk akan tetapi sudah sangat akrab. Ia sangat piawai  menghindari lubang dan batu-batu yang berserakan. Ia tidak peduli lagi dengan kondisi jalan  yang berlubang-lubang. Jalanan berlubang dan permukaan batu-batuan diembat. Bus tetap melaju kencang kendati harus meliak-liuk.  Sopir cuek dengan keadaan para penumpang yang diam tetapi sebenarnya ketakutan, bibir terlihat  komat-komit.... berdzikir. Saya termasuk diantara penumpang bus yang berdzikir dan berdoa agar sampai  tujuan dengan selamat.

Saat seluruh penumpang diam, tiba-tiba terdengar suara keras..... "bruaak-bruaak-braaak!" Bus tergoncang hebat, miring ke kiri, lantas terhenti mendadak. Dengan gerakan reflek penumpang mencari pegangan, sebagian menutup wajah sambil menyuarakan takbir. Saya yang duduk di baris kedua di belakang sopir melihat sebuah ban mobil meluncur kencang menyalip bus.

Bus terhenti dipinggir tebing, semua penumpang berhamburan turun. Ternyata, ban depan kiri lepas. As roda menancap di jalan tanah liat. Alhamdulillah, semua penumpang selamat. Hanya beberapa penumpang yang luka ringan, benjol-benjol wajahnya dan ada yang rontok giginya. Hampir dua jam, dengan peralatan seadanya awak bus memperbaiki kembali kerusakan. Bus tiba di Sangata menjelang maghrib.

"Wah ini sih bukan kota tapi desa, dipelosok lagi. Sama dengan desa di daerah asalku, Banyumas," ujarku dalam hati. Sangata amat kontras dengan daerah tetangganya, Bontang. Sangata panas, kumuh, berdebu, jalan tanah liat di urug pecahan batu merah. Lalulintas didominasi motor, kalau pun ada mobil kebanyakan kendaraan perusahaan. Suasana hutan semak masih  dominan, pukul 08.30 WITA, seperti kota mati, senyap.

Esok paginya, saya meluncur ke kantor naik bus karyawan. Letak kantor di dalam tambang batubara, terbuat dari kontainer-kontainer yang di sekat-sekat, tentu full AC. Bila tidak seperti masuk oven, bisa matang. Sejauh mata memandang, lingkungan  gersang, panas, berdebu, gundukan-gundukan tanah berbatu bekas galian/urugan dan  tumpukan batubara.

Setelah saling berkenalan dengan rekan kerja, bertemu bule-bule yang berwajah kepiting rebus, saking panasnya udara di luar. Siang harinya saya diantar sopir menuju kantor KPC. Setelah itu ke Bea Cukai, Polsek dan Koramil. melalui perumahan karyawan lingkungannya banyak pohon jadi teduh dan Asri, untuk memperkenalkan diri terkait dengan pekerjaan.

Sekilas tentang perusahaan tambang batubara Kaltim Prima Coal (KPC), awalnya dioperasionalkan oleh kongsi dua raksasa tambang internasional, British Petroleum dan Rio Tinto. Mulai operasi tahun 1991. Area penambangannya sangat luas dan merupakan tambang batubara terbuka dan produknya salah satu terbaik di dunia. Tahun 2007, sahamnya di beli grup Bakrie.  Lebih lanjut silahkan tanya Mbah Google.

Aktivitas di tambang KPC berlangsung duapuluh empat jam. Berbagai jenis truk-truk gajah (dump truck) hilir mudik dan alat-alat berat berbagai jenis eskavator, shovel, beckhoe tidak kenal lelah menggali, mengeruk, dan memuat batubara. Tanah dan batuan digunakan untuk reklamasi, bukit yang sudah ditambang akan dikembalikan seperti semula dengan ditanami tanaman hutan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline