Olah Jamur Tiram? Bagi pelaku kuliner, bisa diolah menjadi seribu satu varian menu sajian lezat, enak dan sehat. Tapi bagi masyarakat umumnya dan mungkin sebagian kompasianer yang pernah mencoba berbagai varian menu, ternyata hasil masakannya berbau 'langu'/bau kayu, lembek, dan berair, tidak seperti ketika beli di Restoran atau warung makan si A?' kekecewaan ini menimbulkan ketidaksukaan akan olah jamur tiram.
Permasalahan ini pun timbul, ketika saya menjadi narasumber di hari kedua tanggal 19 Juni 2012, sesi pengolahan jamur pada kegiatan 'Pelatihan Kewirausahaan Berbasis Sumber Daya Lokal di Bidang Budi Daya dan Pengolahan Jamur, diselenggarakan Dinas Koperasi dan UMKM Prop. Jateng Balatkop dan UMKM Bekerjasama dengan Dinas Perindagkop Kabupaten Banyumas. Tanggal 18 s.d 21 Juni 2012' di Balai Latihan Kerja (BLK) Pabuwaran, Purwokerto. Pada saat saya menyampaian teori pengolahan jamur di sesi pertama dari Pukul 08.00 s.d 9.30 WIB. Di sesi ini, saya mengajukan pertanyaan ke peserta 'Bagaimana cara saudara? Mengolah atau memasak jamur tiram selama ini?' dan 'Bagaimana 'rasa'nya apakah pas di lidah dan di hati?' Satu, dua peserta menjawab 'Bila akan memasak jamur di cuci terlebih dahulu, setelah itu langsung di masak dan setelah jadi ternyata ada rasa bau kayu 'langu', berair, lembek, penampilan kurang menarik. Dan ada 'rasa'nya kurang pas di lidah dan di hati' jawaban itu diiyakan semua peserta. Tentu, jawaban itulah yang akan saya share disini.
Jawaban tersebut di atas, singkat 'Kurangi/minimalisir kandungan airnya' Bagaimana caranya? 'Jamur di kukus/di dang sampai layu/masak' Setelah itu? 'Di peras/di pres'. Pakai alat? 'Bisa pakai tangan/pakai kain/serbet cukup yang lebar, tentu yang bersih, bila olah jamur hanya untuk konsumsi sendiri atau pakai alat pres bila untuk bisnis kuliner' setelah kandungan airnya kurang/kering? 'Silahkan saudara masak/olah sesuai selera rasa di lidah dan di hati penikmat alias bisa di buat seribu satu varian menu atau sebagai taping dari jamur'. Timbul pertanyaan, apakah tidak merusak/mengurangi kandungan vitamin/gizi yang di kandungnya? Jawabanya nanti?
Di sesi pelatihan masuk sesi kedua dimulai pukul 10.00 s.d 16.00 WIB. Para peserta mempraktekan 'hanya' tiga varian menu jamur yaitu Sate Jamur, Kripik Jamur dan Nuget Jamur, para peserta terjun langsung praktek membuat Sate jamur.
[caption id="attachment_195966" align="alignnone" width="348" caption="Jamur setelah di kukus"]
[/caption]
[caption id="attachment_195967" align="alignnone" width="345" caption="Jamur di Pres"]
[/caption]
[caption id="attachment_195969" align="alignnone" width="349" caption="Jamur di suwir-suwir"]
[/caption]
Dalam mengisi kegiatan tersebut, penulispun diminta membuat makalah, oleh panitia digandakan bagi peserta. Salah satu sumber makalah tersebut disini, dari sumber tersebut terjawab sudah pertanyaan 'apakah dengan pemasakan terlebih dahulu dan pemerasan/ pengurangan kandungan air di jamur, tidak merusak kandungan gizi dan vitaminnya?' dan 'Apa sajakah, kandungan gizi dan manfaat jamur?'