Lihat ke Halaman Asli

BBM ‘Membunuh’ Dua Loper Koran di RS

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Unit Radiotherapi RS. Margono. Pukul 08.30 WIB  saat itu menemani  saudara terapi hari ke 12. Aku melihat  di selasar RS terlihat Loper koran menyenderkan tubuh kecilnya di kursi panjang, terlihat memejamkan matanya. Aku kenal baik, hampir setiap hari aku beli koran terkadang Tabloid, Dia kaget saat aku colek. Hari ini aku baru bisa omong-omong spontan dan santai, Purwokerto 8 Nopember 2011

Jualanya laris, ini tinggal sedikit?”,

“Bawanya sedikit sekarang”

“Koq..bawa sedikit?

“Sepi Pak, sudah enam bulan yang lalu”

“Kenapa?”

“Tahu sendiri Pak, langganku pegawai-pegawai RS pas jam istirahat apa lagi santai dan penunggu pasien sekarang lebih asik BBM-an daripada membaca”

“FBan pengaruh tidak, koq tahu mereka BBMan?”

“Tidak begitu terasa, tahulah...hampir setiap hari aku keliling bangsal rata-rata aku lihat orang lagi BBM-an, apalagi bangsal VIP”

“BB murah sekarang sich, tuh lihat pasien Radioterapi ada yang  BBM-an”

“Benar Pak, nih lihat Pak Iklan BB dengan harga segini satu juta lebih sudah dapat BB”

“Pengaruh sekali yaa.. lama-lama bisa membunuh yaa?”

“Pengaruh Pak, dulu loper koran ada lima orang sekarang tinggal tiga orang”

“Nah betulkan sudah membunuh dua loper koran”

“Iya yaa…”

“Sekarang sehari omzetnya berapa?”

“rata-rata 35 eksemplar sehari, ini saja harus keliling bolak-balik di semua bangsal”

“Dulu sebelum BB murah?”

“Rata-rata sehari 60 eksemplar”

“Ini masih berapa eksemplar?”

“23 eksemplar”

“Aku beli satu koran Nasional, berapa?”

“Tigaribu”

“Terimakasih Pak”

..

Baca:

Membunuh : mengurangi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline