Dan karena hobi/kesenangan pelihara ular ini, pihak sekolahan menambah aturan murid dilarang membawa binatang peliharaan ke sekolahan dan sampai sekarang masih diberlakukan. setelah aku naik kelas enam, aku punya pelihara hewan lain lagi yaitu Kelinci, Marmut sampai jumlahnya ratusan. Dan sekarangpun masih punya peliharaan yang unik, apa itu?
.
Tapi peristiwa horor itu, setelah naik kelas enam SD kesenangan pelihara binatang kumat lagi terjadi tidak sengaja saat aku main kerumah teman, punya peliharaan kelinci dan marmut. aku minta sepasang, ternyata diberi indukkan gratis. maka saat itulah aku punya kesenangan lagi yaitu pelihara kelinci dan marmut sampai kelas tiga SMP, aku masih ingat jumlahnya waktu itu Kelinci dari satu pasang jadi 115 ekor, dan dari satu pasang marmut jadi 235 ekor, dalam tempo 3 tahun aku pelihara. Dan di kelas tiga SMP, mulai habis. Baca ini.
.
Mungkin timbul pertanyaan, sebesar apa kandangnya? Tidak besar. yang aku pakai bekas kandang ayam yang sudah kosong karena ayamnya mati kena penyakit. Aku manfaatkan kandang ini dengan sedikit modifikasi jadi kelinci nyaman, beranak pinak bebas keluar masuk kandang/sarang. Yang perlu diperhatikan kalau kelinci beranak, selang beberapa hari pejantannya aku pisah, kalau tidak anaknya bisa dimakan dan kalau menangkap kelinci harus hati-hati bisa menggigit. Yang aku suka dari kelinci, bulu indah, lincah, dan jinak. gambar kelinci sumber disini
[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Kelinci"][/caption] .
Untuk marmut aku menempatkan dikolong kandang berlantai tanah kering dan disamping dapur, langsung akses ke kebun yang banyak tanaman rumputnya. Yang aku suka lihat binatang marmut kalau keluar kandang, rapi dan panjang. barisan paling depan dan belakang biasanya marmut jantan/betina yang paling besar, di tengah anak-anaknya dan karena jumlahnya ratusan, suara cericitnya rame saat keluar kandang dan masuk kandang. Setiap pasangan punya koloni sendiri-sendiri, dan punya genk sendiri dari sini aku bisa menghitung saat keluar kandang. Gambar Marmut, sumber disini
.
[caption id="" align="aligncenter" width="350" caption="Marmut"]
[/caption]
Dan waktu tahun 1970-1980 jarang ada kucing liar dan ‘kucing’ berkaki dua yang suka mengambil tidak ijin alias pencuri, jadi marmut-marmut aman. Jangan harap pelihara kelinci dan marmut di alam liar di jaman sekarang. harus dipagar tinggi dan rapat, kalau tidak bisa habis dimakan ‘duo’ jenis kucing.
.
Dan saat inipun aku masih punya hobi pelihara, pelihara ikan di akuarium. Hobi yang murah meriah, terlambat memberi makan tidak ada masalah dan tidak bisa dibawa kemana-kemana, cukup dipandang melihat liak-liuknya. Seperti foto dibawah ini, unik tidak?
.
[caption id="attachment_127711" align="aligncenter" width="300" caption="Ikan Sidat. Dok. Pribadi"][/caption]
Sebagai catatan akhir, bahwa hobiku itu awalnya sesuatu kesenangan tidak disengaja didapat, tapi setelah mengerjakan ada ‘rasa' senang dan tidak harus mahal, sulit dan aneh-aneh. jadi mencari hobi yang unik dengan prinsip: menghibur, murah, mudah, tidak menjadi beban. karena Hobi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama bukan sebagai mata pencahariannya, aku sependapat.
.
salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H