Bohong,
memang sudah sejak dulu tak diridhai Sang Pencipta,
tak dibolehkan bapak-ibu,
tak diperkenankan guru
tak diiyakan adat semua orang.
Namun apa mau dikata,
bohong sudah sejak dulu pula bisa ditawar,
saat akal harus menomorsatukan hasrat
agar tidak mati, agar tidak dipenjarakan,
agar tidak kelaparan,
agar tidak dimarahi,
dan agar tidak terbang apa yang diinginkan.
Maka ketika di panggung keseharian
bercampurbaur
tidak bohong dilawan bohong,
atau
bohong mencari dalil-dalil untuk melawan yang tidak bohong
atau
bohong berduel seru dengan yang sama-sama bohong,
bingunglah orang yang belum maklum,
tertawa puaslah orang yang sukses berbohong,
meringis sakitlah orang yang disudutkan kebohongan.
Bohong, memang sering menggeliat lepas sejak dulu,
saat si empunya akal masih merasa nafasnya panjang,
namun sunatullah tak pernah berubah,
bohong benar-benar akan susut, surut dan takut,
kalau tahu hari hisab sudah sungguh-sungguh
nampak di depan mata.
Akh bohong, dikau benar-benar tontonan kurang ajar.
Sastrawan Batangan, 13 November 2009/20 Februari 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H