Lihat ke Halaman Asli

The Sas

Si Penggores Pena Sekedar Hobi

Bukan demi Dirimu (Part 2)

Diperbarui: 17 Januari 2021   11:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

terkini.bgt.blogspot.com

Cinta adalah anugerah. Cinta adalah perasaan sangat manusiawi yang dialami seluruh penghuni jagat raya ini. Seperti sifat magnet dalam ilmu sains yang akan tarik- menarik jika sejenis, begitu pun cinta yang akan begitu indah terkorelasi jika menyatukan dua hati yang saling mencintai dan dicintai.

Tapi bagaimana bila perasaan yang sudah sekutub itu tidak dapat bersatu? Sakit mungkin, apalagi jika dialiri sungai rindu yang meluap-luap sehingga tembok bendungan sekokoh apapun takkan mampu menahannya.

Hal itu yang dirasakan dua anak manusia bernama Max dan Nissa. Mereka saling cinta dan rindu, tapi mereka tidak dapat bersama hanya karena ego dan prinsip.

"Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, jadi aku tak pantas untuk dirimu. Aku doakan semoga kelak dirimu mendapat jodoh yang mampu mendampingimu dunia dan akhirat. Amiiin."

Tetes air mata Nissa jatuh membasahi surat Max. Kalimat terakhir, karena sejak saat itu Nissa tidak tahu lagi keberadaan pemuda tersebut.

   ###

Buku tebal itu dibuka tapi tidak dibaca, karena pikiran si empunya buku terbang entah kemana. Gadis cantik berjilbab itu hanya menatap kosong aglonema di luar jendela.

"Ehem, belajar apa melamun?"

Nissa tersadar mendengar suara tersebut.

"Ayah," kata Nissa tersipu malu. "Bikin Nissa kaget saja."

Laki-laki setengah baya itu tersenyum hangat dalam sosok berwibawa. Beliau Ustadz Umar, ayah Nissa, seorang tokoh alim ulama yang dihormati masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline