Lihat ke Halaman Asli

Bujang Tua

Diperbarui: 3 Mei 2020   10:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seorang bujang tua meratap di beranda,

dalam harap cemas, menunggu kepastian cinta.

Tak terkalahkan,

separuh jiwa tergerus demi rasa yang tak terurus.

Sayang takdir mencuranginya;

Dia yang di tunggu ternyata sudah ada yang punya.

Apa mau dikata;

Si bujang tua, telah menjadi budak cinta.

Tiada daya, bahwa cinta yang selama ini ditunggunya,

ternyata palsu adanya.

Tapi dia terlalu setia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline