Seorang bujang tua meratap di beranda,
dalam harap cemas, menunggu kepastian cinta.
Tak terkalahkan,
separuh jiwa tergerus demi rasa yang tak terurus.
Sayang takdir mencuranginya;
Dia yang di tunggu ternyata sudah ada yang punya.
Apa mau dikata;
Si bujang tua, telah menjadi budak cinta.
Tiada daya, bahwa cinta yang selama ini ditunggunya,
ternyata palsu adanya.
Tapi dia terlalu setia.