PENULIS : LORD LALU FERDI ALAMSYAH
TENTANG : ULUMUL QUR'AN
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Peristiwa dalam menggali pengetahuan ke absahan Al-Qur'an, tentunya tidak akan bisa lepas dari peristiwa Sejarah turunnya Al-Qur'an, sebagai wahyu yang di turunkan kepada nabi Muhammad Saw, dalam menjalankan kehidupannya sebagai pemimpin yang diutus oleh Allah SWT dan refrensi kehidupan bagi dirinya beserta umatnya[1]
Otentitas Al-Qur'an sudah banyak di rasakan dari zaman dahulu sampai zaman sekarang, tentunya Al-Qur'an tidak dapat di ragukan lagi oleh siapapun, hal ini, di buktikan oleh para sahabat, tabi'in dan para ilmuan. Al-Qur'an sebagai teks kitab suci yang memiliki urgensi-urgensi yang telah banyak di buktikan baik berbentuk teks, fenomena alam semesta dan lain sebagainya. Al-Qur'an juga pernah diamati dan diteliti oleh sejumblah tokoh orientalis seperti: Ignaz Goldziher (1850-1921 M), Theodore Noldeke (1836-1931 M), dan Regis Blachere (1900-1973M), semua ini adalah para tokoh oriantalis. Menyebutkan bahwa Al-Qur'an sudah sangat memadai sebagai sumber ilmu pengetahuan.[2]
Al-Qur'an sebagai petunjuk (al-huda) tentunya tidak memiliki perubahan dari sejak zaman Nabi Muahammad Saw sampai saat ini, terhadapnaya para ulama dan kaum oriantalis yang mendalami dan memahami Al-Qur'an tidak memiliki perasangka buruk seperti yang dirasakan oleh saudara kita dari kalangan non muslim yang mengatakan bahwa Al-Qur'an itu hanya lah bibel yang artinya Al-Qur'an bukanlah suatu firman dari Allah SWT yang secara langsung, melainkan itu hanya sebuah lembaran-lemaran yang meyeritakan kisah al-masih[3]
Membaca situasi lebih luas bahwa dengan pernyataan orang non muslim yang mengatakan Al-Qur'an sebagai bible, dalam hal ini tidak sejalan dengan ayat Al-Qur'an di bawah ini: