#1/Alur cerita
Terangnya malam, pada bulan purnama, tak sekejappun yang melukiskan hari hari gelapnya mentari,sahabat bertanya-tanya tentang kehidupan, yang banyak bala petaka,seorang penulis Sueb quri pernah berpesan di hamparan lapangan telingga ku,menulislah dalam gelapmu berbuat baik lah dalam terang mu.
Indahnya kata-kata yang ku ambil dari mulut sucinya,yang membangkitkan hawa napsu pikiran ku untuk berbuat kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Bang Roket pernah berkata dalam kehidupan khayalanku,terhasut untuk mati dalam menegakkan pancasila,NKRI,Dan UUD 45.
Aku berani mati dalam gegelapan paham paham yang membusuki paham ku,yaitu paham ahlussunah waljamaah ku,Negara ku di tegakkan oleh tokoh tokoh dalam naungan ku saat ini yaitu NU,Potong leherku,maka darah darah ku akan tertulis Nahdlatul ulama.
Naluri ku bertanya:kenapa engkau berhenti menulis dalam artikel mu,tak kala hati ini terluka untuk memikirkan konsep konsep ku agar terang ku bisa menembus golbu mu dalam motivasi yang ku tulis dalam pikiran ku.
#2/Kopi pahit
Kopi,nikmatmu terasa dalam kehidupan manusia,indah rasa mu yang terlengket dalam lidah ku,pahitmu menerangi malam ku,pahit mu menerangi jalan hidup ku.
Sastrawan,ulama,dan tokoh lainya,hidup diterangi kopi walaupun mati terangnya bumi,sesejuk angin pagi engkau selalu menemani dalam bibir dan rangkaian badan ku.
Bang Roket pernah berkata tentang filosofi kopi,Mari kita belajar,Berduskusi,tengtang hiidup dan mati yang di temani hangatnya serta Nikmatnya kopi.
terbentuk lah negara ku dengan penongkrongan ilmiah,aku meyakini,dan sangat meyakini pasti di tengah tengah obrolan seriyusnya pasti ada secangkir kopi.