Virus Corona atau Covid-19 mulai mewabah sejak Desember 2019 yang dimulai di Wuhan, China. Virus Covid-19 ini dianggap sebagai virus yang cukup masif karena menghantam apa saja yang ada disekelilingnya. Pada saat ini kita lihat dunia sedang berjuang melawan wabah Covid-19 yang statusnya sudah ditetapkan sebagai pandemi global oleh World Health Organization (WHO).
Hal ini karena Covid-19 sudah menginfeksi lebih dari 5,4 juta orang di 123 negara (Asia, Eropa, Amerika Serikat sampai Afrika Selatan) dan korban yang telah meninggal mencapai angka 348.551 berdasarkan data Johns Hopins University, Selasa (26/05). Virus Covid-19 ini telah memberi dampak secara menyeluruh, baik dari aspek sosial, ekonomi, pendidikan hingga hubungan-hubungan negara di dunia.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa adanya Covid-19 ini dapat memicu konflik diseluruh dunia. Dengan kondisi ini, menurut Antonio Guterres, yang perlu dilakukan oleh dunia adalah dengan meningkatkan solidaritas antar negara. "Semua orang mulai melupakan permainan politik serta memahami bahwa umat manusialah yang dipertaruhkan." ujarnya.
Akan tetapi sejak diberlakukannya Social Distancing atau lockdown ditengah masyarakat, hal ini malah berdampak pada negara sentris atau masing-masing negara, dan malah mengalami perubahan pola hubungan negara-negara di dunia serta tidak menutup kemungkinan mengalami pergerseran hubungan internasional dan mengancam perdamaian antar negara.
Pandemi Covid-19 ini telah memaksa negara-negara di dunia untuk menutup pintu masuknya virus ini, seperti penutupan bandara, ekspor-impor, dan sebagainya. Ketahanan dan kekuatan masing-masing negara sedang diuji oleh virus ini, alih-alih kerjasama internasional tidak bisa diandalkan, karena memang hampir semua negara sedang mengalami krisis virus tersebut.
Hubungan antara Amerika Serikat, Jerman, dan Perancis
Virus Covid-19 ini memunculkan beberapa konflik diantara negara-negara dunia, seperti negara adidaya Amerika Serikat yang dituduh oleh beberapa negara Uni Eropa bahwasannya Amerika telah membajak pembelian masker dan pasokan medis untuk menangani wabah ini. Tuduhan ini dilatarbelakangi karena tingginya permintaan alat kesehatan seperi APD di Amerika Serikat.
Pada bulan April, pejabat-pejabat pemerintahan Jerman menuduh pihak Amerika Serikat, menurut mereka [Jerman] Amerika telah mencegat kiriman peralatan medis dari negara Thailand dibawah bendera perusahaan pemasok medis 3M dan mengalihkan pengirimannya ke Amerika Serikat. Selain itu, pejabat di pemerintahan Perancis juga beranggapan sama dengan pihak Jerman, menurut salah seorang pejabat Perancis, negara Amerika Serikat ini telah mengalihkan pengiriman masker medis dari Shanghai yang padahal awalnya ditujukan ke Perancis.
Dilansir dari The Guardian (04/04) "Mereka [Amerika Serikat] menawarkan harga tiga kali lipat dan mereka sanggup untuk membayar di muka. Saya tidak bisa melakukan itu," kata Valrie Pcresse, pemimpin wilayah le-de-France. "Saya membelanjakan uang rakyat dan saya hanya dapat membayar pengiriman setelah memeriksa kualitasnya," tambahnya.
Hubungan Indonesia dengan Australia