Lihat ke Halaman Asli

Kasih Ibu

Diperbarui: 12 Mei 2023   21:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berbicara tentang  sosok ibu, terlalu banyak kenangan yang tak kan mungkin dapat  dilupakan. Kasih sayangnya, cinta kasihnya, pengabdian seorang ibu kepada keluarganya, anak-anaknya tidak ada tandingannya. Mengapa? Seorang ibu rela berkorban apapun demi kebahagiaan keluarganya, anak-anaknya. Ibu diumpamakan sebagai matahari yang selalu memberikan kehangatan bagi keluarganya,

"Kasih ibu, kepada beta, tak terhingga, sepanjang masa

Hanya memberi, tak harap kembali, bagai sang Surya menyinari dunia. ( Kasih ibu, ciptaan Mochtar Embut).

Ibu, sosok wanita yang luar biasa, dengan kodratnya mengandung, melahirkan dan menyususi membuat sosok seorang ibu tak kan dapat tergantikan dengan apapun jua. Ibu rela menahan rasa lapar, asalkan anak-anaknya bisa makan, ia rela menahan rasa mengantuk demi mengerjakan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, di saat yang lain masih tertidur lelap, ibu rela bangun mempersiapkan hidangan untuk keluarganya, ataupun melakukan pekerjaan lainnya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

"ibu...ibu masih belum tidur? Sudah hampir jam 12 malam lo, Bu! " suara Fira mengejutkan ibunya yang sedang asyik di dapur.

"Sebentar lagi, Nak! Nanggung nih, ini ibu mau membereskan bahan untuk dibikin kue nanti pagi, Fira kenapa juga masih belum tidur?." Ibu balik bertanya kepada anak gadisnya.

"Ia, Bu, ini...Fira lagi belajar untuk sekolah besok, karena besok Fira ada ulangan mata pelajaran fisika, Fira ingin dapat nilai seratus." Fira berlari mendekati ibunya sambil memeluknya.

"Ayo, sekarang sudah malam, besok lagi belajarnya ya, Nak!"Ibunya mencium kening Fira dan menyuruhnya ke kamar dan segera tidur.

**Fira adalah anak pertama Bu Nani dan Pak Slamet, ia duduk di kelas duabelas IPA.  Saat ini, ia disibukan dengan tugas sekolah karena tidak lama lagi akan mengikuti ujian akhir sekolah.

Bu Nani berpropesi sebagai pedagang kue tradisional, yang berjualan ke pasar-pasar mingguan di daerahnya, sedangkan suaminya, Pak Slamet bekerja sebagai supir bus antardaerah.

Keluarga Fira hidup dengan sederhana,  Bu Nani yang lembut, penuh kasih sayang serta pekerja keras, membuat Fira dan adiknya bangga memiliki sosok ibu seperti ibunya, walaupun keberadaan ayahnya jarang di rumah, karena tuntutan pekerjaan, ayahnya pulang satu kali atau bisa juga dua kali dalam  satu bulan. Tetapi semua itu tidak mengurangi kebahagiaan keluarganya, karena ibunya selalu memberikan kasih sayang penuh untuk Fira serta adiknya, ibunya mampu menjadi ibu yang baik sekaligus sebagai sosok ayah bagi kedua anaknya. Di saat ayah lagi di rumah, kasih sayang lengkap sudah, ada ayah, ada ibu, ada Fira, dan ada Nanda adik bungsunya yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline