Sranten, Kecamatan Karanggede (24/7/2023) -- Bentuk siasat peningkatan minat baca anak, peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim I Universitas Diponegoro di Desa Sranten, Kecamatan Karanggede, Boyolali, membentuk ruang Pojok Baca anak.
Usut punya usut darurat literasi yang terjadi pada kalangan anak-anak disebabkan oleh kurangnya media membaca anak serta ketidakakuratan sasaran buku yang dibaca.
"Buku-buku yang tersedia merupakan donasi dan itupun kurang cocok untuk dibaca kalangan anak-anak SD sederajat," tutur Bunda, Siti Fatimah, salah satu pengelola TPQ Al-Ikhlas (17/7)."Bukunya ada tapi yang buku banyak gambar-gambar seperti cerita-cerita dongeng tidak ada. Jadi ya banyak yang tidak membaca" ucap Juan, salah satu anak yang aktif mengaji di TPQ.
Minat baca anak-anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya ketersediaan bahan bacaan dengan kategori yang tepat. Ketersediaan bahan bacaan itulah yang memperparah rendahnya minat baca, selain faktor-faktor lain.
Buku-buku yang tersedia tergolong "berat" untuk dibaca anak-anak, seperti buku sejarah islam hingga kitab-kitab. Kategori anak-anak perlu mendapatkan dan membaca buku-buku dengan konteks yang ringan, menarik dan tentunya sesuai dengan kategori umur.
Program Pojok Baca yang digagas peserta KKN di Desa Sranten mengutamakan pemilihan kategori buku bacaan untuk anak-anak seperti, buku dongeng, buku legenda, buku kisah-kisah nabi dan buku pelajaran.
"Pojok Baca ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca anak-anak dengan buku bacaan yang disukai dan sesuai dengan usia anak-anak," jelas mahasiswi Program Studi Sastra Indonesia itu.
Guna mematik semangat baca anak-anak, peserta KKN membuat inisiasi dengan mengambil jam pembelajaran di TPQ untuk melakukan gerakan baca buku bersama.
Pelaksanaanya anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok kelas dengan kategori sama seperti kelas 1 dan 2 SD digabung kemudian membaca buku bacaan yang sesuai dengan kriteria maupun kemampuan anak-anak.
Anisa Nur, salah satu peserta KKN yang menjadi pendamping anak-anak mengaku senang dengan adanya kegiatan Pojok Baca tersebut.
Menurutnya, semangat baca menjadi sebuah poin untuk semangat belajar ke depan. Selain itu, ia berharap anak-anak bukan hanya membaca tetapi juga mengerti dan dapat menceritakan kembali isi dari buku yang dibaca.