PENERAPAN PENELITIAN MULTIDISIPLINER DALAM KEHIDUPAN
Pada stadium general yang dilaksanakan kemarin pagi, yang pokok pembahasannya meliputi penerapan ilmu multidisipliner dalam lini kehidupan. Menjelaskan bahwa antara ilmu agama dan ilmu umum tidak bisa dipisahkan, seharusnya dapat berjalan berdampingan. Banyak orang yang masih membatasi dirinya sendiri dengan hanya berfokus pada suatu ilmu saja.
Yang dimaksud penelitian sendiri adalah usaha mencari, mengumpulkan dan menganalisis fakta-fakta mengenai suatu masalah. Misalnya kita dihadapkan oleh fenomena atau masalah. Tugas seorang peneliti adalah mencari tahu fakta-fakta tentang feonmena tersebut, mengapa fenomena itu bisa terjadi, dari suatu fenomena atau masalah tersebut ada dampak kerugiannya atau tidak. Hal-hal seperti inilah yang menjadi tugas dari seorang peneliti.(dan Pengembangan Pendidikan Islam melalui Pendekatan Multidisipliner et al., 2022)
Kunci sukses dari transfer ilmu adalah komunikasinya. Suatu ilmu akan mudah diterima apabila cara penyampaiannya menarik dan bisa menyesuaikan zaman. Ditemukan masih ada beberapa contoh pada kasus merasa cukup dengan ilmu yang telah dimiliki, sehingga orang tersebut sudah tidak mau menambah wawasannya lagi. Dan faktor seperti inilah yang menjadikan suatu pemikiran menjadi stagnan, karena ada perasaan cukup dengan ilmu itu saja, dan tidak ada usaha untuk memperbarui wawasan.
Tujuan pendidikan Islam dengan menggunakan pendekatan multidisipliner merupakan pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan tinjauan berbagai sudut pandang banyak ilmu yang relevan. Aspek filosofis menandakan bahwa tujuan pendidikan Islam paling tidak memiliki tiga fungsi, yaitu fungsi spiritual, fungsi psikologis, dan fungsi social. Aspek teoritis menandakan bahwa tujuan pendidikan Islam seharusnya memiliki prinsip dasar, prinsip filsafat (karakter) dan prinsip metode/ rancangan pendidikan.(Mustika Sari & Amin, n.d.)
Pendekatan studi islam sulit berkembang karena yang pertama adalah kajian parsial yang tidak konprehensif sebab tidak menguasai metodologi. Yang kedua, karena umat islam masih banyak bukan sebagai produsen pemikirian, melainkan sebagai komsumenpemikiran. Yang ketiga, umat islam banyak menguasai materi ajaran agama islam, namun kurang dalam menguasai cara-cara penyajian materi keislaman yang telah dikuasai. Yang keempat, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dikarenakan faktor metodologi yang tepat, patut dijadikan renungan.(Irawan et al., n.d.)
Sumber :
dan Pengembangan Pendidikan Islam melalui Pendekatan Multidisipliner, P., Transdisipliner Fadli Rahman, dan, Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Antasari Kota Banjarmasin, F., & Selatan, K. (2022). Hidayat Ma'ruf. 08(02), 2614--0217. https://doi.org/10.32923/edugama.v8i2.2511
Irawan, D., Putra, R. S., Al Farabi, M., & Tanjung, Z. (n.d.). INTEGRASI ILMU PENGETAHUAN: Kajian Interdisipliner, Multidisipliner dan Transdisipliner Ilmu Pendidikan Islam Kontemporer.
Mustika Sari, R., & Amin, M. (n.d.). Implementasi Integrasi Ilmu Interdisipliner dan Multidisipliner: Studi Kasus di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H