Bali merupakan pulau yang pesonanya tak pernah berhenti memukau dunia. Pulau ini menjanjikan eksotisme tersendiri, sebuah surga wisata di negara tropis. Bali tak hanya menjadi tempat untuk berwisata semata, namun pulau ini juga kerap dijadikan sebagai tempat berkontemplasi, tempat tetirah, tempat bersembunyi dari segala hiruk pikuk serta kepenatan yang melanda, hingga tempat untuk memulihkan hati. Bali menjadi sanctuary bagi jiwa-jiwa yang gelisah dan gulana serta menjadi oase bagi mereka yang mencari cinta.
Salah satu sosok yang berhasil menemukan cintanya diBali adalah Elizabeth Gilbert. Di tengah kemelut hidup yang melandanya, dia memutuskan untuk traveling ke Italia, India, dan Bali guna mencari pencerahan. Di Bali, dia tidak hanya menemukan cinta namun juga menemukan kedamaian hati sekaligus inspirasi sehingga terbitlah novel berjudul “Eat Pray Love” yang berhasil masuk dalam daftar buku best seller versi The New York Times selama 187 minggu. Berdasarkan novelnya , dibuatlah sebuah film dengan judul sama yang dibintangi Julia Roberts. Film yang mengambil lokasi syuting di Bali ini mampu menginspirasi banyak orang seperti novelnya.
Eksotisme Sacred Monkey Forest, salah satu tempat syuting “Eat, Pray, Love” Sumber: http://www.123rf.com
Bentang alam laksana lukisan mooi indie, suasana damai dan tentram, serta kondisi masyakarat yang terus menjunjung tinggi nilai tradisi menjadikan pulau kecil ini semakin indah. Tak mengherankan jika pulau ini baru saja dinobatkan oleh majalah traveling dunia Conde Nast Traveler (CN Traveler) sebagai pulau terbaik di Asia mengalahkan Pulau Phuket di Thailand dan Pulau Hokaido Jepang. Entah bagaimana, Bali seperti memiliki magi dan sihir tertentu sehingga memunculkan imajinasi liar bagi para seniman dan kreator.
Eksotisme Bali tidak hanya dari alamnya, namun juga dari kehidupan masyarakatnya Sumber: http://darmasite.blogspot.com
Salah satu ide gila yang berasal dari seniman Bali adalah pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana.Bertempat di bukit cadas yang gersang, Bukit Ungasan, Jimbaran, I Nyoman Nuartaterobsesi untuk membangun sebuah patung yang jika selesai akan memiliki tinggi keseluruhan 150 meter sehingga bisa terlihat dari jarak 20 km. Meskipun hingga kini pembangunan kompleks taman Garuda Wisnu Kencana masih tertahan, setidaknya I Nyoman Nuarta telah memulai langkah awal untuk mewujudkan imajinasi liarnya supaya Bali lebih dikenal di dunia.
[caption id="attachment_226693" align="aligncenter" width="640" caption="Garuda Wisnu Kencana (Sumber: Cleptopus.blogspot.com)"]
[/caption]
Seniman lain yang karyanya terinspirasi oleh kehidupan masyarakat Bali adalah Antonio Blanco. Kecintaannya pada Bali menyebabkan seniman asal Filipina ini memilih untuk berkarya dan menghabiskan hidupnya di Bali. Lukisannya tentang perempuan Bali mendapatkan perhatian khusus dari Mick Jagger, Michael Jackson, hingga Soekarno. Bahkan, Raja Spanyol pun memberikan gelar “Don” di depan nama Antonio Blanco. Galeri lukisannya yang terletak di atas bukit tepi Sungai Campuan, Ubud, pun akhirnya menjadi sebuah museum lukisan yang terkenal bernama The Blanco Renaissance Museum.
Keindahan dan pesona Bali tidak hanya menjadi inspirasi para seniman. Bagi para pelaku bisnis, Bali seolah-olah memiliki magnet khusus sehingga menarik minat mereka untuk berbondong-bondong membangun usaha di Bali, salah satunya adalah jasa leisure sepertihotel, restaurant maupun spa. Khusus untuk wisata spa, Majalah Senses asal Jerman pernah menobatkan Bali sebagai destinasi wisata spa terbaik di dunia yang mampu memadukan keistimewaan produk dengan unsur warisan budaya. Di Bali, Anda bisa mencoba beragam layanan spa tradisional dengan standar internasional seperti pijat batu panas yang unik, mandi menggunakan pasir laut, hingga spa dengan dibungkus daun pisang. Unik dan menarik bukan? Selain jasa layanan spa, Bali pun memiliki banyak hotel menawan baik secara lokasi maupun pelayanan. Karena itu bukan hal yang mengherankan jika banyak hotel di Bali yang mendapatkan penghargaan tingkat internasional, salah satunya adalah The St Regist Bali Resort.
[caption id="attachment_226694" align="alignleft" width="270" caption="sumber: hattenwine.org"]
[/caption]
Meski ditengah gempuran modernitas dan arus budaya global yang masuk ke pulau ini, Bali tetap mempertahankan kelokalannya hingga pada akhirnya produk-produk lokal Bali diakui di kancah dunia. Salah satu produk lokal Bali yang akhirnya mendunia adalah arak dan brem. Minuman yang awalnya digunakan sebagai sajian pada upara adat dan keagamaan, akhirnya berkembang menjadi minuman yang dikonsumsi oleh warga dan wisatawan serta menjadi oleh-oleh khas Bali.
Melihat pangsa pasar yang bagus, Gus Rai, pria yangtelah bergelut dalam pembuatan brem dan arak tradisonal Bali sejak tahun 1968 memiliki ide untuk menciptakan arak dan brem dengan kemasan modern yang mampu bersaing di pasar internasional. Tak hanya itu, dia juga melakukan inovasi denganmembudidayakan anggur di daerah Singaraja serta memproduksi wine bercitarasa khas Indonesia dengan mengusung brand Hatten Wine. Produk ini pun telah mendunia dan dipasarkan ke Singapura, Belgia, Inggirs, Belanda, hingga Maladewa. Bahkan pada tahun 2003, salah satu produknya yang bernama Hatten Wine Rose memenangkan sebuah penghargaan di London.
Memperbincangkan Bali baik sebagai destinasi wisata, anak sulung industri kreatif Indonesia, muara beragam cabang seni, hingga pusat bisnis dan hiburan memang tak kan pernah ada habisnya. Pulau ini seolah menyimpan sejuta eksotisme dan kejutan yang selalu siap menyambut kita. Menjelajahi Bali sebagai salah satu mahakarya Sang Pencipta di Indonesia akan menjadi pengalaman dan pembelajaran yang tak kan terlupa. Mengunjungi Bali tidak hanya memanjakan mata namun juga memuaskan jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H