Lihat ke Halaman Asli

Elisabeth Murni

TERVERIFIKASI

dream - journey - discover

Perceraian Rama & Sinta [Edisi Ramayana Suka-suka Saya]

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada senja yang temaram pertemuan itu terjadi. Tangis haru memecah tak bisa dicegah. Semua larut dalam kebahagiaan yang berbalut airmata. Sukacita merebak dan menyebar kemana-mana. Setelah sekian lama ditawan oleh Rahwana, akhirnya Sinta bisa kembali ke pangkuan Rama. Namun itu tidak bertahan lama, mendadak Rama berdiri dan melepas Sinta dari pelukannya.

“Aku tidak bisa menerimamu kembali begitu saja Sinta,” ucap Rama tiba-tiba.

“Mengapa bisa begitu Kanda? Bukankah selama ini kau telah mempertaruhkan segalanya guna merebutku dari Rahwana? Tapi setelah aku kembali, kenapa engkau berbalik seperti ini?”

“Kepercayaanku sudah luntur semenjak engkau tidak mematuhi perintahku untuk tetap berada di lingkaran saat berada di hutan Kamandaka.”

“Kanda, bukankah semua itu sudah lalu? Kenapa engkau masih mengungkit-ungkitnya? Aku tetap Sinta, istrimu yang setia dan selalu mencintaimu.”

“Aku tak perlu ucapan, aku hanya ingin bukti bahwa kau setia.”

“Apakah kesetiaanku selama ini masih kurang?”

“Kau ditahan Rahwana selama beberapa waktu, mustahil dia tidak melakukan sesuatu padamu.”

“Kanda, kau pikir aku wanita macam apa? Dia tak pernah melakukan apapun padaku. Bahkan menyentuh kulitkupun tak pernah aku ijinkan. Apakah itu kurang cukup bagimu? Harus kubuktikan dengan apa lagi kesetiaanku?”

“Bakar dirimu. Melompatlah ke api pembakaran itu. Saat kucium aroma wangi dari asap yang keluar dari pembakaran itu adalah pertanda bahwa kau masih suci dan benar-benar perempuan setia.”

“Kemudian aku meninggal. Apa baiknya dari itu semua?”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline