Lihat ke Halaman Asli

Elisabeth Murni

TERVERIFIKASI

dream - journey - discover

Berbagi Keceriaan dan Harapan Lewat 1000 Burung Kertas

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_80435" align="alignleft" width="203" caption="logo 1000burungkertas"][/caption] Pernahkah Anda mendengar kisah tentang Seribu Burung Kertas? Jika belum, ijinkan saya menceritakan kembali kisah ini. Di Jepang, ada sebuah mitos tentang seribu burung kertas, mitos ini mengatakan bahwa barangsiapa yang bisa merangkai seribu burung kertas, maka apapun yang menjadi doa dan harapannya akan terwujud. Mitos ini diyakini oleh banyak orang dan salah satunya adalah seorang gadis kecil penderita leukemia akibat radiasi bom atom yang jatuh di Hiroshima pada 6 Agustus 2945 bernama Sadako Sasaki. Ketika mendengar mitos tersebut, Sadako mulai melipat burung-burung kertas dengan harapan penyakitnya sembuh. Tapi seiring berjalannya waktu, Sadako melihat kawan-kawan sedesanya yang menderita penyakit leukemia meninggal satu demi satu. Harapannya untuk sembuh kemudian menghilang. Meski begitu dia tetap melipat burung-burung kertas dengan harapan yang baru, yakni agar tercipta perdamaian dunia supaya tidak ada lagi anak-anak yang menderita sepertinya.Belum selesai seribu burung dibuat, dia meninggal. Akhirnya kawan-kawan dan keluarganya membuat burung kertas hingga jumlah 1000 burung itu terpenuhi dan meletakkannya di makam Sadako.

Berawal dari cerita tersebut dan keinginan untuk berbagi dengan sesama, gerakan 1000 burung kertas dimulai. Target pertama kegiatan ini adalah Studio Biru, sebuah sanggar belajar dan bermain yang terletak di Padukuhan Sengir, Bokoharjo, Prambanan, Sleman, DIY. Pada gempa yang melanda DIY di tahun 2006, daerah yang terletak di perbukitan dan akses yang lumayan sulit ini merupakan salah satu daerah dengan kondisi terparah. Dengan segala keterbatasan, Studio Biru hadir untuk memberikan trauma healing bagi anak-anak, sekaligus mengembalikan keceriaan mereka yang sempat menghilang. Studio biru menjadi tempat berekspresi dan bereksplorasi bagi anak-anak Sengir, serta menjadi tempat untuk belajar hal-hal baru yang tidak mereka peroleh dari bangku sekolah. Di tempat ini anak-anak bisa menulis sesukanya, menggambar semaunya, belajar apapun yang mereka suka, serta bermain sepuasnya.

Namun saat ini kondisi fisik Studio Biru sudah tidak layak huni. Bangunan berdinding bambu dan berlantai tanah ini sewaktu-waktu bisa roboh saat hujan lebat turun dan angin kencang bertiup. Atap yang bocor disana-sini menjadikan anak-anak merasa tidak nyaman saat berada di Studio Biru. Tempat yang menjadi lokasi sanggar juga merupakan rumah milik warga yang suatu saat akan diambil oleh pemiliknya. Dari hal tersebut maka komunitas Canting dengan gerakan 1000 burung kertas berusaha untuk membangun Studio Biru, membangun perpustakaan, serta memberikan pendampingan rutin tiap Minggu bagi anak-anak.

1000 burung kertas sendiri adalah gerakan yang kami lakukan dalam usaha mengumpulkan dana untuk membangun Studio Biru serta mengumpulkan buku untuk membuat perpustakaan. Bagi siapa saja yang tertarik untuk bergabung dalam gerakan ini cukup membeli kaos yang kami buat, mengirimkan buku bacaan (baik bekas maupaun baru), atau mengirimkan donasi (tidak dibatasi nominal). Satu burung kertas akan dibuat bagi setiap pengiriman buku & donasi maupaun pembelian kaos. Pada masing-masing sayap burung itu akan dituliskan doa dan harapan maupaun kata-kata penyemangat bagi anak-anak Indonesia. Akan lebih baik jika pengirim sendiri yang membuat burung kertas dan menuliskan kata-kata tersebut. Namun jika tidak memungkinkan, maka Canting akan membuatkan burung kertas tersebut. Nantinya 1000 burung kertas ini akan dipasang di bangunan Studio Biru yang baru.

Saat ini sudah lebih dari 150-an burung kertas terkumpul yang berasal dari berbagai kota di Pulau Jawa dan Kalimantan, baik berasal dari perorangan maupun komunitas (Arsenal Indonesian Supporter, Good Readers Indonesia, dan komunitas Air Soft Gun Jogja). Burung-burung kertas tersebut terwujud dalam puluhan judul buku, mainan edukatif untuk anak-anak, media pembelajaran, serta dana kurang lebih mencapai Rp 3.000.000,00. Masih banyak lagi dana yang dibutuhkan untuk membangun studio biru, begitupula dengan buku koleksi yang diperlukan. Kami berharap rekan-rekan semua bersedia berbagai keceriaan dan harapan bersama anak-anak dengan mengirimkan satu burung kertas. Kami percaya doa-doa yang ada di kepak sayap tersebut tak akan sia-sia. Semakin banyak sayap terkepak, semakin banyak harapan dan keceriaan tertebar.

Sehubungan dengan program #klikhati, kami juga bermaksud untuk memasukkan gerakan 1000 burung kertas ke dalam program tersebut. Jika nantinya gerakan 1000 burung kertas ini lolos, maka akan tercipta sebuah gerakan berantai. Setelah Studio Biru terwujud, dana sisa pembangunan Studio Biru dapat digunakan untuk program serupa di tempat lain dan pengumpulan 1000 burung tahap kedua dimulai kembali. Begitulah seterusnya, sehingga nantinya akan ada banyak anak Indonesia yang mendapatkan ruangdan tempat untuk mengekspresikan dan mengeksplorasi potensi yang mereka miliki. Hingga nanti akan tercipta generasi yang mandiri, kritis, aktif, dan kreatif menuju Indonesia yang lebih baik.

Bagi rekan-rekan yang tertarik untuk bergabung dengan gerakan ini dapat follow twitter 1000 burung kertas di @burung_kertas atau mengirimkan email ke info_1000burung@yahoo.co.id

Kami akan sangat berterimakasih jika rekan-rekan semua bersedia menyebarkan gagasan sederhana ini kepada rekan-rekan yang lain, sehingga akan banyak komunitas yang bergabung dengan gerakan ini. Kami percaya, sesuatu yang besar pastilah berasal dari hal-hal kecil. Semoga nantinya langkah kecil ini dapat memberikan kontribusi maupun dampak besar bagi kehidupan anak-anak Indonesia.

Salam

-------------------------------------------------------------------

Note:

Bagi yang ingin melihat sekilas tentang Studio Biru dan kenapa kita pilih mereka sebagai target pertama silahkan baca disini, sedangkan yang ini adalah salah satu catatan saat Canting berkunjung kesana, dan ini adalah catatan khusus yang membuat kami semakin merasa perlu berbagi dengan kawan-kawan kecil di Studio Biru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline