Lihat ke Halaman Asli

Sasetya wilutama

Penulis. Pemerhati budaya

Esensi Kepahlawanan di Acara MUNIO! Stikosa-AWS

Diperbarui: 10 November 2024   17:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Sas

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pahlawan dimaknai sebagai orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, pejuang yang gagah berani.

Sedangkan nilai nilai kepahlawanan, menurut Media Arsip Nasional (2024) antara lain : ikhlas tanpa pamrih, mengutamakan kepentingan orang banyak diatas kepentingan pribadi, rela berkorban, pantang mundur dan cinta tanah air.

Maka setiap orang bisa menjadi pahlawan. Baik dalam lingkungan kecil keluarga, maupun lingkungan yang lebih luas, bangsa dan negara. Setiap orang bisa menjadi pahlawan sesuai dengan bidang pekerjaan masing-masing.

Esensi kepahlawanan ini menjadi tema sentral forum diskusi MUNIO ! yang digelar di halaman kampus Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa AWS), Jl. Nginden Intan Timur I/18 Medokan Semampir Surabaya, Jumat malam 8/11/2024. MUNIO adalah ungkapan bahasa Jawa yang berarti bicaralah. Acara ini sudah kali kedua digelar secara lesehan di halaman kampus komunikasi pertama di Indonesia Timur ini, yang dulu bernama Akademi Wartawan Surabaya (AWS).

Dipandu Dr Sukowidodo, acara ini menghadirkan beberapa tokoh masyarakat untuk bicara. Antara lain, Herlina Harsono Nyoto, psikolog dan anggota dewan fraksi Demokrat DPRD Surabaya, Prof Suyanto dari Unair, dr Prayoga dari Rumah Sakit Kristen Mojowarno, Prigi Arisandi dari Ecoton, Fajar Arifianto Isnugroho Dirut Rumah Pemotongan Hewan Surabaya, dan Meimura, seniman teater/ludruk.

Sebagai wakil rakyat, Herlina merasa berkewajiban untuk bicara dan menulis. Dan media sosial bisa menjadi salah satu sarana untuk menyebarkan nilai nilai manfaat kepada masyarakat. Ia menceritakan pengalamannya saat menyorot kasus dua kecelakaan yang terjadi pada subuh hari di daerah Kedungdoro dan Taman Apsari seminggu lalu di Surabaya. Kecelakaan itu menewaskan sepasang suami istri yang sedang sarapan pagi sebelum olahraga pagi. Celakanya, kedua peristiwa kecelakaan itu disebabkan oleh pengendara yang mabuk, pulang dari hura-hura.

Peristiwa ini ia tulis ke dalam akun IG-nya disertai rasa simpatinya terhadap korban dan opininya. Ternyata tulisannya di IG itu mendapat reaksi yang sangat positif dari netizen. Maka ia menghimbau kepada Pemkot Surabaya agar memperhatikan keamanan warga kota yang melakukan aktifitas pada subuh hari. Menurutnya orang-orang yang beraktifitas pada subuh hari adalah orang-orang yang survive untuk hidup, antara lain olahraga pagi, berangkat ke pasar mencari nafkah, dan sebagainya. Herlina tidak melarang orang yang berhura-hura. Tapi jika kondisi mabuk, jangan mengemudikan kendaraan sehingga membahayakan orang lain. Menurutnya perlu ada regulasi untuk menjamin keamanan warga kota dalam beraktifitas di subuh hari.

Upaya yang dilakukan Prigi Arisandi lain lagi. Aktifis dan peraih dua penghargaan internasional bidang lingkungan hidup ini menyoroti masalah polusi dan kesehatan yang diakibatkan oleh plastik. Bahkan banyak warga masyarakat yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah tercemar oleh mikro plastik yang bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan, khususnya di bagian wajah.

Oleh karena itu ia membuka layanan uji laboratorium bagi masyarakat yang ingin memeriksakan wajahnya sudah mengandung mikro plastik atau tidak di beberapa tempat umum di Surabaya. Ia menyebut pemeriksaan uji mikro plastik akan dilaksanakan tanggal 13 November 2024 mulai jam 10.00 sampai jam 13.00 di depan gedung Grahadi Surabaya, dan secara bertutut turut juga dilaksanakan di tempat lainnya.

Sedangkan Dokter Prayoga memberi contoh tindakan sederhana untuk menjadi pahlawan. Ia mengamati bahwa mayoritas rumah sakit maupun fasilitas umum lainnya menggunakan papan petunjuk menggunakan bahasa Inggris dengan terjemahan bahasa Indonesia. Padahal, mayoritas pengguna di daerah adalah orang Jawa. Oleh karena itu ia menginisiasi penggunaan papan petunjuk menggunakan bahasa Jawa, khususnya di Rumah Sakit Kristen Mojowarno, Jombang. Hal ini akan lebih memudahkan pengunjung dan juga sebagai upaya pelestarian bahasa Jawa.

Dengan contoh-contoh sederhana ini bisa ditarik garis lurus bagi setiap warga negara untuk menjadi pahlawan. Asal dengan niat baik, setiap orang bisa menjadi pahlawan, menyebarkan kebaikan yang bermanfaat untuk masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline