Lihat ke Halaman Asli

PersepakBolaan Indonesia Yang Semakin Runyam

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Kekisruhan PSSI sebagai induk persepakbolaan Indonesia masih saja terjadi, walaupun pemimpinnyayang sangat diktaktor dan sepertinya tidak mau turun dari jabatan tertingginya itu telah diturunkan secara tidak terhormat, kisruh tetap saja terjadi. Campur tangan FIFA malah semakin banyak oknum yang lebih menggiatkan expansinya untuk mencapai tujuan individu pihak terkait.

Focus utama PSSI saat ini adalah memilih Ketua umum yang saat peduli pada persepakbolaan Indonesia yang sangat minim prestasi, padahal banyak sekali sumber daya manusia di negeri kita ini. Banyak nama bermunculan dari kalangan pejabat sampai rakyat biasa. Adapula dari orang-orang lama yang menurut FIFA tidak diperbolehkan, tapi tetap saja getol mencalonkan dirinya.

Pemilihan sampai saat ini telah ber langsung dengan dikontrol komite normalisai bentukan FIFA. Banyak calon yang tidak sesuai ketentuan harus dicoret. Tapi para calon yang telah dinyatakan tidak lolos masih saja banding. Tidak lolos lagi, banding lagi, tidak lolos lagi , banding lagi. Seakan-akan semua calon akan jadi ketua. Ultimatum FIFA dijadikan angin lalu olah mereka, padahal mereka mengusung misi untuk MENINGKATKAN PRESTASI PERSEPAKBOLAAN INDONESIA. bukankah hal seperti itu akan memicu sangsi FIFA??.. jika memang sangsi FIFA diberlakukan di Indonesia, apakah mereka mau bertanggung jawab atas itu semua?. Tidakkah mereka mengerti banyak pemain Indonesia sedari kecil bermain bola yang bercita-cita menjadi juara piala dunia??. Dengan sangsi FIFA Indonesia tidak akan mungkin bermain di kancah internasional, bahkan ajang sepakbola se-aseanpun, kita tidak akan bisa mengikutinya padahal kita tuan rumahnya. Sangat Ironis sepakbola Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline