Lihat ke Halaman Asli

Nur Annisa Hamid

blogger dan content creator

Menuju Era Transportasi Massal Baru dengan LRT

Diperbarui: 20 Februari 2019   12:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : presentasi PT KAI

Sejak sepuluh tahun tinggal di Jakarta, saya menyaksikan langsung perubahan kondisi mulai dari fasilitas umum, transportasi, sampai perubahan gaya hidup. Dahulu keadaan transportasi umum di Jakarta tergolong memprihatinkan karena bus Metro Mini atau Kopaja banyak copet, sopir ugal-ugalan dan penumpang yang menumpuk. 

Begitu juga dengan KRL Commuterline yang sering terlambat, banyak penumpang duduk diatas gerbong dan banyak pengamen serta pengemis yang ikut masuk ke dalam gerbong kereta. Kondisi yang serupa juga terjadi di Transjakarta yang waktu tunggunya lama, sopir sering mengebut dan fasilitas yang tidak terawat. 

Hampir semua transportasi umum kondisinya kurang layak dan nyaman digunakan padahal dibutuhkan serta perlu untuk mengurangi kemacetan di jalan raya. Untungnya perlahan-lahan kondisi transportasi umum mulai ada perbaikan mulai dari KRL yang memakai kartu elektronik, semua gerbong ber AC dan penataan stasiun menjadi lebih bersih dan nyaman.

Transjakarta juga semakin baik dengan ditambah armada bus yang lebih nyaman, rute baru hingga ke Bekasi, Bogor, Tangerang, Depok, waktu tunggu kini juga lebih singkat yang bisa dilihat di aplikasi smartphone. 

Dengan kepadatan penduduk 10 juta jiwa Jakarta masih membutuhkan transportasi umum lainnya untuk mendukung mobilitas masyarakat menjadi lebih efisien. Model transportasi yang efektif untuk Jakarta dan kota besar lainnya ialah yang bisa memiliki kapasitas besar, menggunakan bahan bakar ramah lingkungan dan waktu tempuh yang relatif singkat. 

Maka dipilih LRT atau Light Rail Transit yang merupakan moda transportasi yang mengoperasikan kereta penumpang di atas rel ringan. Rute LRT nantinya akan melayani Bekasi-Jakarta, Cibubur-Cawang dan Cawang - Dukuh Atas. Alasan dipilihnya LRT karena waktu tempuh singkat, biaya terjangkau, terjadwal, aman & nyaman dan ramah lingkungan. 

sumber : presentasi PT KAI

Nantinya LRT akan melintasi 17 stasiun, mulai beroperasi pukul 04.00 - 23.00 dan tarif Rp 12.000. Fasilitas yang tersedia di dalam stasiun dan kereta nantinya juga akan ramah bagi difabel. 

Dokpri

Agar makin mengenal lagi kebijakan terkait LRT dan bagaimana progress pembangunan minggu lalu tanggal 13 Februari 2019 di Gedung Kompas Gramedia Lt 7 diadakan diskusi dengan tema "Pembangunan LRT Untuk Siapa?" 

Dokpri

Bapak Ir Zulfikri Dirjen Perkeratapian Kemenhub mengatakan kebijakan membangun LRT karena berdasarkan data BPTJ atau Badan Pengelola Transportasi Jakarta kendaraan yang melintasi ibukota setiap harinya mencapai 996.000 dimana 69% melintasi tol Jagorawi. 

Jumlah kendaraan tersebut harus segera dikurangi dengan membangun transportasi massal untuk mengurangi polusi dan waktu yang terbuang di jalan. Nantinya akan ada integrasi berbagai mode transportasi umum mulai KRL, MRT, Transjakarta dan bus penghubung untuk memudahkan masyarakat. 

sumber : presentasi Adhi Karya

Bapak Djoko Setijowarno selaku pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata mengatakan LRT merupakan kebijakan yang tepat untuk mengurangi kemacetan dan sudah banyak dipakai di beberapa negara maju seperti Jepang, Hongkong, Korea dan Inggris. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline