Lihat ke Halaman Asli

Nur Annisa Hamid

blogger dan content creator

Review Film Toba Dreams : Pentingnya Komunikasi Dua Arah Antara Ayah dan Anak

Diperbarui: 23 November 2015   18:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam Keluarga ayah memiliki peranan penting tidak hanya sebagai kepala rumah tangga, tapi juga sebagai pendidik dan teman yang memberikan nasihat kepada anak. Tak jarang karena kesibukan ayah bekerja, anak menjadi kehilangan figur pemimpin atau menjadi tidak akur dengan ayahnya. Hubungan ayah dan anak merupakan cerita menarik yang bisa diangkat ke layar lebar karena dekat dengan kehidupan sehari-hari.  

                                                             sumber : www.cnnindonesia.com

Salah satu film Indonesia yang menceritakan konflik ayah dan anak dengan baik dengan menampilkan beberapa nilai tradisional, toleransi dengan baik ialah Toba Dreams. Film yang tayang bulan April 2015 ini menceritakan keluarga sersan TB yang telah pensiun dari tugasnya. Setelah pensiun karena uang pensiun yang tidak besar ia memutuskan pindah ke kampung halamannya di Danau Toba. Berbeda dengan kedua adiknya yang penurut, Ronggur anak pertama yang diperankan Vino G Bastian menolak karena merasa hidupnya dan wanita yang ia cintai di Jakarta.

Setelah melalui perdebatan yang sengit, Ronggur terpaksa ikut keluarganya pindah ke kampung yang masih sangat tradisional. Bahkan mereka tinggal di rumah tradisional suku Batak dan mandi di danau yang mulai tercemar sampah.  Setelah menahan beberapa hari tinggal di kampung halaman orang tua dan opungnya, Ronggur nekat kembali ke Jakarta tanpa sepengetahuan orang tuanya untuk menemui kekasihnya Dini yang diperankan Marsha Timothy. Setibanya di Jakarta, Dini ternyata telah dijodohkan dengan orang tuanya yang lebih mapan. Merasa kecewa, Ronggur mencoba menemui temannya Tomy diperankan Ramon Y Tungka yang ternyata rumahnya telah disita KPK dan menjadi sopir taksi.

Karena melihat Ronggur yang sebatang kara, Tomy pun menyediakan tempat tinggal gratis dan membolehkan untuk menjadi sopir taksi. Setelah mengantar berbagai karakter orang dan menumbuhkan kembali semangat belajar adik-adik Tomy, suatu hari Ronggur mengantar sekelompok orang yang berbeda dengan penampilan yang rapi dan gaya yang arogan. Setelah bertengkar di dalam taksi, tamu tersebut pun diantar dan membayar dengan uang yang sangat besar. Tanpa curiga Ronggur menerima uang dan tawaran untuk mengantar kue ulang tahun ke rumah yang ditunjuk. Ternyata kue tersebut didalamnya berisi narkoba yang diperjualbelikan.

Ronggur pun harus mengantar narkoba ke tempat lain yang dipilih, awalnya Ronggur menolak. Karena fotonya sudah tersimpan dan lelah merasa diremehkan oleh keluarga dan calon mertuanya. Ronggur pun menerima pekerjaan tersebut dengan harapan bisa menjadi orang kaya dan dihargai. Tomy yang melihat perubahan Ronggur mulai curiga dan menemukan tasnya berisi narkoba dan pistol. Karena tidak ingin terlibat masalah lebih jauh, Tomy mengusir Ronggur dari rumahnya. Ronggur pun kemudian nekat melamar Dini walaupun harus berbohong di depan orang tua Dini.

Ronggur kemudian kembali ke kampung halaman untuk mengenalkan Dini kepada keluarga besarnya dan mengajaknya menikah di gereja dekat kampungnya. Sang ayah merasa heran dengan perubahan Ronggur yang tiba-tiba menjadi kaya dan membeli banyak barang untuk ibu dan adik-adiknya. Sersan TB menyuruh istrinya mengembalikan semua pemberian Ronggur dan mengatakan sukses itu bukan sekedar kaya namun menjadi orang yang baik. Bertahun-tahun kemudian hubungan Ronggur dan ayahnya masih tidak akur walaupun Ronggur sudah memiliki anak laki-laki bernama Coky.

Ketika hendak mengajak anaknya pergi ke gereja, tanpa diduga rekan Ronggur yang menjalankan bisnis narkoba kembali datang dan memaksa Ronggur menjalankan tugas seperti sebelumnya. Yang tadinya menolak, Ronggur terpaksa menerima karena diancam akan dibunuh depan keluarganya atau membunuh keluarganya. Melihat perilaku Ronggur yang aneh, Dini berkeinginan membawa Coky keluar Jakarta agar lebih aman. Tanpa seijin Ronggur, Dini kemudian mengajarkan anaknya sholat sesuai ajaran Islam.

Dini kemudian memperbaiki hubungan dengan orang tuanya dan mengajak pula Coky serta mengunjungi Opungnya di kampung halaman. Walaupun sudah berbeda keyakinan, keluarga Ronggur tetap menerima Dini dan Coky dengan terbuka. Bahkan mereka menganggap semua doa adalah baik walapun berbeda caranya. Sebuah contoh nilai toleransi yang indah dalam sebuah keluarga. Ronggur yang merasa kesal karena terjebak dalam bisnis yang haram kemudian memilih menghabisi rekan  yang merupakan mafia narkoba.

Di akhir film, sang ayah sedih melihat nasib anak yang sudah terlibat jauh dengan kriminal. Dengan penuh haru Sersan TB pun mengungkapkan rasa sayang kepada anaknya walapun selama ini ia terlihat keras. Ia hanya ingin melihat anaknya menjadi orang yang baik seperti kedua adiknya. Sedangkan Ronggur menganggap sukses jika ia memiliki banyak uang dan kedudukan. Ronggur ingin menentukan jalan hidupnya sendiri sedangkan Sersan TB ingin Ronggur meneruskan tradisi keluarga menjadi pendeta. Sebuah dua karakter dan pemahaman yang berbeda yang seharusnya dikomunikasikan dengan baik.

Setelah menonton film yang durasinya lebih dari dua jam, saya merasa puas dan kagum dengan cerita film yang bagus dan akting pemain yang merata baik yang sudah senior seperti Mathias Muthus dan Jajang C Noer maupun yang masih muda seperti Vino G Bastian dan Ramon Y Tungka. Semua berakting dengan pas dan tidak berlebihan. Sementara itu nilai tradisional seperti upacara adat dan pemandangan alam Danau Toba juga menarik untuk dilihat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline