Kecanggihan teknologi menyebabkan adanya transformasi media, dari media lama menjadi media baru. Media baru membawa karakteristik tersendiri yang tentunya berbeda dengan media lama.
Mark Batterson (2019) mengatakan "New media is like a megaphone. It amplifies your ability to reach more people". Satu kalimat yang merepresentasikan media baru dalam banyak hal, salah satunya mampu membuat setiap orang bertahan untuk tetap menjadi pengguna terbaik serta memengaruhi orang lain untuk ikut bermain di dalamnya.
Keberadaan digitalisasi membuat media sadar untuk beralih dan berkolaborasi dengan banyak orang serta memanfaatkan media yang ada. Audiens yang aktif juga menyebabkan adanya pergeseran kata dari 'audiens' ke 'pengguna' dan 'konsumen' ke 'produsen'.
Media baru dikatakan sebagai pembaharuan dalam penerimaan informasi yang tetap menggunakan medium tertentu tanpa menghilangkan cara lama. Ketika mendengar media baru, hal yang paling sering terbesit adalah Internet.
Dalam hal ini, Internet menjadi salah satu medium baru untuk mendapatkan informasi dan mempunyai kotonasi mewah atas 'kebaruan' tersebut, seperti televisi digital, games, blog, virtual reality, dan sebagainya.
Karakteristik media baru
Interactivity
Interaktivitas adalah kunci utama dari media baru yang menawarkan keterlibatan audiens dan memperlakukan audiens sebagai pengguna. Audiens tidak hanya sekadar menikmati apa yang disajikan, tetapi dapat memilih konten yang disukai, membagikan konten tersebut, memberi komentar, atau bahkan memproduksi konten. Inilah yang dinamakan dengan interaktif, ada proses komunikasi timbal balik sehingga memudahkan interaksi antara produsen dengan audiens, produsen dengan produsen, serta audiens dengan sesama audiens.
Hal ini diungkapkan oleh Lister dalam bukunya 'New Media: A Critical Introduction':
"At the ideological level, interactivity has been one of the key ‘value added’ characteristics of new media. Where ‘old’ media offered passive consumption new media offer interactivity. Generally, the term stands for a more powerful sense of user engagement with media texts, a more independent relation to sources of knowledge, individualised media use, and greater user choice."
Networked
Dalam media baru, setiap orang terhubung melalui jaringan global yang luas. Jaringan melintasi batasan antara ruang dan waktu sehingga setiap orang mendapatkan kesempatan yang sama untuk menerima berbagai informasi dari seluruh dunia, apapun medianya. World Wide Web (WWW), perusahaan intranet, MPORPG, situs jejaring sosial, blog, forum online dan website edukasi adalah contoh dari jaringan skala besar. Sedangkan, saluran telepon terrestrial, saluran nirkabel, jaringan komputer, perangkat GPS dan ponsel adalah contoh dari jaringan skala kecil.
Hyper-textual
Hyper-textual adalah satuan unit dalam jaringan yang dapat dieksplorasi lebih lanjut dan menjadi pintu masuk atau keluar tautan baru dalam jaringan tersebut (direct links). Hyper-textual memungkinkan audiens untuk mengakses informasi tanpa batas dan informasi tersebut tetap tersimpan secara digital, seperti hyper-textual berikut: https://www.youtube.com/watch?v=rj50LNORZpY
Digital
Dunia digital membuat segala sesuatunya diproses dan dikonversi dalam kode oleh sebuah sistem komputer. Kode ini menjadi sebuah data yang merupakan perwakilan dari apa yang ingin direpresentasikan, seperti teks, grafik, diagram, foto, video, dan lainnya. Data tersimpan dalam bentuk angka melalui proses algoritma matematika dalam perangkat komputer, yakni sistem angka desimal (0-9) maupun angka biner (0 dan 1). Kondisi seperti ini membuat manusia dapat memasukkan jumlah data yang sangat tinggi serta akses yang sangat cepat dalam proses informasi sehingga media baru diterima dengan cepat oleh masyarakat.
Virtual
Virtual adalah kondisi pengguna menghadirkan dirinya dalam dunia maya berbasis layar dan pengguna bebas memilih untuk berbagi identitas sesuai dengan kondisi asli ataupun tidak. Pengguna bebas bertukar informasi melalui dunia maya, tetapi tidak bisa percaya sepenuhnya terhadap identitas pengguna lain.
Simulated
Simulasi adalah proses peniruan atau imitasi terhadap suatu hal dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan sehingga segala sesuatunya dapat dilihat secara nyata. Simulasi menciptakan hiperrealisme dan ilusi terhadap pengguna karena sulit untuk membedakan kenyataan dan fantasi. Contohnya adalah virtual reality games, dan Nintendo Wii.
Kehadiran SMART TV
Media baru berhasil menciptakan keinginan masyarakat dalam mengakses informasi tanpa batas sekaligus menjadi produsen kreatif. Salah satunya adalah SMART TV. SMART TV memanfaatkan teknologi tinggi dan menggabungkan karakteristik media baru di dalamnya.
Pengguna dapat langsung terlibat dalam proses pemilihan konten, membaginya, memberi komentar dan bebas meng-upload sesuatu atau bahkan menghapus konten terlarang. Setiap proses yang dilakukan akan diolah menjadi data digital. Pengguna juga terhubung dengan dunia global melalui jaringan Internet yang terpasang pada perangkat TV.
Selain itu, pengguna dapat masuk dalam dunia maya melalui fitur media sosial sehingga pengguna bebas berinteraksi. Disisi lain, pengguna dapat beralih ke tautan baru melalui direct links yang tersedia. Pengguna juga dapat memanfaatkan fitur VR Games untuk menghilangkan kebosanan.
Sangat mudah untuk menemukan contoh media baru lainnya! Silakan beri komentar jika kamu mempunyai pendapat yang berbeda tentang media baru!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H