Lihat ke Halaman Asli

sarwoko.wae

otomotif

Konsep Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

Diperbarui: 16 Februari 2024   20:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Artikel ini memuat tentang konsep pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin didalam sekolah sebagai institusi moral. Izinkan saya mengawali tulisan ini dengan kutipan; 

"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik" (Bob Talbert).      

Mengajarkan hal yang berharga/utama seperti etika atau nilai-nilai kebajikan semakin diperlukan dalam dunia yang semakin beragam. Melalui pembelajaran tentang etika, pemimpin-pemimpin pendidikan masa depan akan lebih siap dalam mengenali, berefleksi, serta menghargai keberagaman. Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter peserta didik sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.

Didalam sekolah kaitannya sebagai institusi moral, setiap pengambilan keputusan akan merefleksikan integritas sekolah tersebut, nilai-nilai apa yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, dan keputusan-keputusan yang diambil kelak akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah dan lingkungan sekitarnya. Perilaku warga sekolah terutama kita sebagai pendidik dalam menegakkan penerapan nilai-nilai yang diyakini dan dianggap penting oleh sekolah, adalah teladan bagi murid.

Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis (Georg Wilhelm Friedrich Hegel)

Pendidikan bertujuan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, tetapi yang terpenting adalah membentuk karakter dan perilaku etis pada manusia. pemahaman terhadap nilai-nilai kebajikan universal ini merupakan hal kunci yang perlu diajarkan kepada murid-murid kita. Sebagai sebuah institusi moral, sekolah berkontribusi terhadap terbangunnya budaya, nilai-nilai,  dan moralitas dalam diri setiap murid. 

Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan mengajarkan filosofi yang sampai saat ini masih relevan dalam dunia pendidikan, yakni  Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri handayani, yang berarti Seorang pemimpin (Pendidik) harus mampu memberikan teladan dan memberikan semangat dan motivasi dari tengah juga mampu memberikan dorongan dari belakang untuk kemajuan seorang muridnya.  

Filosofi ini memiliki relevansi untuk kita jadikan landasan dalam pengambilan keputusan, yaitu keputusan yang selalu berpihak kepada murid agar menjadikan mereka sebagai generasi yang cerdas dan berkarakter sebagaimana terlihat dalam dimensi Profil Pelajar Pancasila. 

Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri pendidik akan mewarnai setiap pengambilan keputusaan. Nilai kejujuran, integritas sebagi pendidik akan tergambar dalam keteladanan dan kebijakan — kebijakan yang diambil dalam setiap keputusan. Guru dituntut memiliki keterampilan coaching karena keterampilan ini sangat membantu dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil dengan teknik coaching yang berlandaskan etika, nilai-nilai kebajikan, sesuai dengan visi misi sekolah yang berpihak pada murid dan menciptakan budaya positif dilingkungan sekolah.

Seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam proses pengambilan keputusan harus berlandaskan pada nilai-nilai kebajikandan mempertimbangkan berbagai hal diantaranya 4 paradigma, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan keputusan dan pengujian. 

Penjelasannya adalah sebagai berikut; 4 paradigma yaitu individu vs masyarakat, rasa keadilan vs rasa kasihan, kebenaran vs kesetiaan dan jangka pendek vs jangka panjang, 3 prinsip yaitu prinsip berbasis hasil akhir, prinsip berbasis peraturan, dan prinsip berbasis rasa peduli. Serta dilakukan dengan 9 langkah yaitu: Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, Menentukan siapa saja yang terlibat, Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan, Pengujian benar atau salah yang didalamnya terdapat uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, uji keputusan panutan/idola, Pengujian paradigma benar lawan benar, Prinsip Pengambilan Keputusan, Investigasi Opsi Trilemma, Buat Keputusan, Tinjau lagi keputusan Anda dan refleksikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline