Lihat ke Halaman Asli

Tuan Presiden, Pemangkasan Anggaran Saja Tidak Cukup!

Diperbarui: 1 Februari 2025   22:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Friedrich Wilhelm I dari Prusia (sumber: Wikimedia Commons)

Dalam upaya daripada pemerintahan baru, Bpk Presiden telah melakukan serangkaian pemangkasan anggaran yang semakin -menurut kami- membuat ruang gerak program yang Kementerian saya akan jalankan. Langkah ini sebenarnya bukan baru. Sejak Pandemi Covid-19, relaksasi, pemblokiran, refocusing apapun itu namanya sudah kami rasakan terus menerus. Ada baik, ada buruknya juga. Saat pandemi, kami memahami refocusing tersebut. Namun saat ini, cara tradisional itu bukanlah solusi mengakar dari permasalahan utama. Sebelum membahas hal itu, saya ingin menarik pembaca ke masa lalu, suatu ketika seorang Raja ingin melakukan penghematan besar-besaran demi membangun negaranya lebih kuat. Raja itu adalah Raja Friedrich Wilhelm I dari Prusia.

Reformasi Friedrich Wilhelm I

Saya mengambil contoh dari 3 abad lalu karena pendekatannya lebih mudah difahami karena tidak melibatkan instrumen fiskal yang tidak familiar bagi orang awam.

Raja Friedrich Wilhelm I bin Marhum Raja Friedrich I, Elektor Brandenburg dan Raja Prusia (1688--1740), dikenal dengan julukan "Raja Prajurit". Namun, kita tidak akan membahas ketegasannya terhadap putranya, Friedrich yang Agung, ataupun pasukan khusus berbadan tinggi yang terkenal itu. Fokus kita adalah reformasi fiskal yang ia lakukan-sebuah kebijakan yang nantinya memungkinkan anaknya membawa Prusia menjadi negara yang lebih kuat dan disegani.

Berbeda dengan ayahnya, Friedrich Wilhelm I adalah seorang pemimpin yang shaleh, disiplin, dan jauh dari kemewahan. Ia tidak menyukai pesta pora, minuman keras, atau barang-barang mahal. Begitu naik takhta, ia segera menjual koleksi perhiasan, lukisan, dan barang-barang mewah dari istana. Pengeluaran kerajaan dipangkas secara drastis; tidak ada lagi jamuan besar, pesta pora, atau pembangunan istana baru. Bahkan, pola makan sang raja sangat sederhana-hanya terdiri dari sup kentang, daging asap, dan bir biasa, jauh dari anggur mahal dan hidangan mewah yang umum di istana kerajaan lain. Teater dan opera ditutup, yang mungkin dilatarbelakangi pandangannya yang anti seni -dianggap sebagai kewanitaan.

Setelah berhasil mengendalikan belanja istana, Friedrich Wilhelm I mengalihkan perhatiannya ke reformasi perpajakan, terutama yang menyangkut kaum bangsawan Junker (tuan tanah). Sebelumnya, pajak tanah yang dikenakan kepada bangsawan lebih rendah dibandingkan dengan pajak yang dibayar oleh kelas menengah, menciptakan rasa ketidakadilan Banyak pemilik tanah juga memanipulasi laporan luas tanah mereka agar pajaknya tetap rendah. Untuk mengatasi hal ini, sang raja memerintahkan survei kadaster-sebuah pemetaan ulang tanah secara menyeluruh-agar pajak dikenakan sesuai dengan luas tanah yang sebenarnya.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, ia mendatangkan kaum Huguenot, kelompok Protestan yang terusir dari Prancis, ke wilayah Brandenburg dan Prusia Timur. Wilayah Prusia Timur ini sebelumnya mengalami penurunan populasi akibat wabah, sehingga kedatangan para Huguenot memberikan dorongan baru bagi perekonomian. Mereka menggunakan keterampilan dan pengalaman mereka untuk membuka usaha serta membangun industri baru.

Di bidang administrasi, Friedrich Wilhelm I mengganti banyak pegawai negeri dari kalangan bangsawan dengan sistem meritokrasi, di mana jabatan diberikan berdasarkan kemampuan, bukan garis keturunan. Namun, untuk perwira militer, ia tetap mempertahankan dominasi kaum Junker sebagai bentuk kompromi dengan bangsawan Prusia.

Reformasi ini membawa dampak besar bagi negara. Keuangan Prusia menjadi lebih stabil, dan kas negara menguat. Pendapatan pajak meningkat tanpa harus membebani rakyat kecil, berkat sistem perpajakan yang lebih adil dan pegawai yang bekerja secara profesional. Uang yang berhasil dikumpulkan digunakan untuk membangun infrastruktur dan memperkuat militer, menjadikan Prusia sebagai salah satu kekuatan utama di Eropa.

Kebijakan-kebijakan inilah yang kemudian diwarisi oleh putranya, Friedrich yang Agung, untuk lebih mengembangkan Prusia menjadi negara yang disegani di kancah mancanegara.

Pemborosan Uang Negara

Menyebut pemborosan anggaran seperti perjalanan dinas, paket meeting di hotel, dll adalah bentuk penyederhanaan masalah. Perjalanan dinas atau rapat di hotel hanya alat, ada masalah yang berakar yang perlu dipecahkan.

Seminar Kit

Pemborosan uang negara itu memang benar adanya. Coba liat gambar di bawah ini:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline