Lihat ke Halaman Asli

Sarwaidi. ST. MT. Gr

Guru SMKN 1 DEWANTARA

Kemana Arah Pendidikan Anak Indonesia

Diperbarui: 26 Oktober 2024   19:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sa de

Kemana Arah pendidikan Indonesia
Saya sudah bertugas di enam sekolah, Sekolaha Negeri dan Sekolah Swata sejak tahun 2008 hingga sekarang. Dalam kurun waktu waktu yang saya jalani di berbagai sekolah tentu banyak ragam keadaan yang dijumpai terhadap perilaku peserta didik, disini kita akan bahas perbandingan kelakuan peserta didik di era saya sekolah dulu di tahun 1992.

Dulu ditahun tersebut guru sangat di hormati oleh peserta didiknya, dengan demikian guru mampu menjalankan perannya sebagai pendidik dan pengasuh dengan optimal dari karena mereka disegani dan dihormati, etika peserta didik kala itu sangat tinggi mereka mengenal gurunya, menghargai ilmu yang diterima dari gurunya, memiliki adab yang baik, hormat sesama. Ketika itu guru sangat tegas dan berupaya sekeras mungkin agar peserta didik mampu menguasai pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh guru. Kadang sesekali di hukum oleh guru misalnya di cubit atau sejenisnya, namun peserta didik tidak melawan gurunya apalagi main lapor lapor.

Dilain waktu kami sering disuruh kedepan oleh guru, apabila tidak bisa maka dihukum berdiri depan dan menyelesaikan tugas yang diberikan sampai bisa, mungkin karena didikan yang keras dari para guru itulah yang menjadikan peserta didiknya terbentuk.Orang tua pun berpihak kepada guru mendukung upaya guru dalam mendidik walaupun keras.

Lain pula keadaan saat ini semenjak kurikulum baru baru ini berlaku yang konon berpusat pada peserta didik dan dengan segala macam terobosan dilakukan namun kita liat bahwa peserta didik sudah memudar etika. Adab,akhlak, baik terhadap guru maupun sesama mereka. Ini sudah menjadi rahasia umum, anak-anak didik sekarang sudah ragu gurunya untuk mendidik lebih keras, padahal tujuannya untuk keberhasilan peserta didik dimasa yang akan datang, ada beberapa alasan yang membuat guru ragu-ragu bertindak,
1.Kwatir timbul masalah
2.guru dilaporkan
3.dan bacalah sendiri
nah, dari karena sudah pernah ada kejadian-kejadian demikian menyebabkan guru pesimis, maka akan berakibat pada kualitas peserta didik yang akan terus merosok kebawah standar, walaupun guru di gembleng dengan berbagai macam pelatihan.

Saran solusi;
1.Hukum berpihaklah kepada guru
2.Karakter peserta didik pasti berbeda, ada yang harus di didik dengan cara keras dan ada yang bisa dengan cara lembut
3.Wali peserta didik berpihaklah kepada guru bila anaknya ingin dididik.
Berikan Tanggapan pembaca

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline