Lihat ke Halaman Asli

Sartika Rury

Ibu Rumah Tangga

Ucapannya, Nasehat untukku

Diperbarui: 6 Juni 2022   06:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hikmah di minggu pagi


Minggu Pagi, selesai menjalankan kewajiban pekerjaan Rumah. Aku melanjutkan bercocok tanam di halaman rumahku yang mungil.

Disela-sela bercocok tanam ada tetanggaku yang tiba-tiba menyapa.
Hmm..fikirku kebetulan amat si Ibu menyapa. sudah lama ingin minta bunga Kupu-kupu di halaman rumahnya. Hehe..

Entah kenapa dengan ringannya kakiku pun melangkah menuju halaman rumah si ibu...

Perbincangan kecil pun terjadi. Ngobrol mulai dari cara menanam, profesinya jadi tukang rias dan masalah anak.
"nggak kerasa aa sekarang sudah besar  ya bu?!" Seruku, tatkala melintas di depanku anak si Ibu yang sekarang sudah semakin dewasa.


" ya benar bu, nggak kerasa juga usia saya semakin berkurang, sekarang lebih banyak diam di rumah dan menghindar dari kumpul-kumpul yang ujungnya ngomongi orang. Kalau sudah ngomongin orang mulut kayak nggak bisa dierem, kayak makan kacang susah berhentinya, nggak sadar asik aja ngomongi orang seakan kita paling suci ya bu?

pada hal bisa jadi orang yang lagi diomongi lagi sibuk bertobat, eh kita malah asik cela-cela orang yang kita gibah. Ngeri saya bu, makanya sekarang lebih baik banyak diam di rumah aja takut tiba-tiba tuhan cabut nyawa saya." oceh si ibu.

"Waaaw...kata-katanya barusan benar-benar nasehat untuk saya!!
Ini Ilmu dan pelajaran, hikmanya luar biasa. Langsung istigfar
Nasehat yang benar-benar menampar diri.
Pada hal ibu yang barusan ngobrol itu nonmuslim."
Bisik hatiku.

Seperti pernah terjadi di masa Rosul, dikisahkan bahwa suatu hari Al-Hajjaj pernah menyampaikan kbotbah di depan orang banyak dengan perkataan, "Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kita mencari kehidupan akhirat dan merasa cukup dengan apa yang kita miliki di dunia. Semoga bekal akhirat telah kita penuhi sehingga kita mencari bekal dunia."

Mendengar isi khotbah tersebut, kemudian ulama sufi bernama Al-Hasan Al-Bashri berkata,
"Ambillah hikmah yang baik ini walaupun datang dari seorang yang fasik (maksudnya Al-Hajjaj) karena hikmah merupakan barang yang hilang milik orang beriman."

Terkadang nasehat itu datang dari siapa saja. Bahkan dari seekor nyamuk sekalipun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline