Lihat ke Halaman Asli

Sari Oktavia Depyanti

Nice to know u

Obesitas pada Anak

Diperbarui: 22 Desember 2021   11:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : Dokumen Pribadi

Anak gemuk memang menggemaskan, tetapi kondisi ini bukan berarti tidak bisa menimbulkan risiko kesehatan, seperti obesitas anak. Obesitas adalah penumpukan lemak dalam jangka waktu yang lama.


Untuk mengetahui seorang anak terkena obesitas atau tidak, orangtua harus mengukur indeks massa tubuh atau BMI karena bisa menjadi pengukuran yang sangat akurat. IDAI menjelaskan dalam situs resminya bahwa anak dikatakan obesitas ketika berat badannya lebih dari +3 SD grafik pertumbuhan.Secara umum, penyebab obesitas pada anak belum diketahui pasti penyebabnya. Namun, berbagai penelitian ilmiah menunjukkan bahwa penyebab obesitas pada anak bersifat multifaktor.

Ada 3 faktor yang berperan dalam meningkatkan risiko terjadinya obesitas pada anak, yakni 1) faktor genetik, 2) pola makan, 3) pola aktivitas.


Faktor genetik


Hal ini terjadi ketika ibu dan ayah yang gemuk maka anak akan cenderung gemuk. Namun banyak ahli kesehatan menilai bahwa faktor genetik bukanlah hal utama dalam meningkatkan risiko kegemukan dan obesitas. Hanya 5% obesitas pada anak yang diakibatkan oleh faktor genetik.


Faktor pola makan


Pola makan berperan besar dalam meningkatan risiko terjadinya kegemukan dan obesitas pada anak. Makanan yang harus dihindari untuk mencegah kegemukan dan obesitas pada anak, adalah makanan siap saji, dan makanan yang cenderung tinggi lemak dan gula namun rendah serat.


Faktor fisik


Kurangnya aktivitas fisik pada anak turut berperan dalam peningkatan risiko obesitas anak.  Anak yang lebih sering duduk menonton TV, bermain gadget, dan game komputer, lebih mudah menderita obesitas dibandingkan anak yang sering bermain diluar. Hal ini karena jumlah kalori yang dibakar cenderung lebih sedikit daripada kalori yang diperoleh dari makanan.


Obesitas pada anak dapat menimbulkan berbagai penyakit diantaranya:


Penyakit jantung


Menurut sebuah artikel yang dimuat pada Obesity Action Community, kegemukan atau obesitas menjadi salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan serangan jantung. Anak yang mengalami obesitas memerlukan darah dalam jumlah yang lebih banyak. Maka dari itu, kerja jantung akan jauh lebih keras untuk memompa darah. Peningkatan darah ini bisa mengakibatkan tekanan darah tinggi pada anak yang menjadi penyebab awal penyakit jantung.


Diabetes mellitus tipe 2


DM tipe-2 sangat erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat seperti berat badan berlebih dan obesitas. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan angka kejadian faktor risiko DM tipe-2 yaitu sebesar 10,8% menderita obesitas.


Asma


Berdasarkan penelitian yang dimuat dalam Asthma Research and Practice Journal, sekitar 38% penderita obesitas memiliki gejala penyakit asma. Salah satu penyebabnya adalah karena paru-paru pengidap obesitas cenderung kurang berkembang, sehingga pengidap hanya bisa mengambil napas lebih kecil. Jalan napas pengidap obesitas juga lebih sempit dan rentan terhadap iritasi.


Obesitas pada anak dapat dicegah sejak dini, dengan membiasakan pola hidup sehat, diantaranya:


  • Kenalkan anak pada berbagai jenis makanan bergizi


Anak memerlukan gizi yang seimbang supaya bisa memiliki tumbuh kembang yang optimal. Buah dan sayur harus selalu ada dalam menu makan dan camilan anak setiap harinya. Dan jangan lupa untuk memberitahu anak tentang apa saja manfaat dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari.


  • Tingkatkan aktivitas fisik


Hal ini dilakukan untuk menjaga motivasi anak untuk tetap mau melakukan aktivitas fisik. Alih-alih memberikan gadget untuk permainan pada anak, lebih baik mengajak anak untuk bermain di luar yang melibatkan aktivitas fisik, seperti bersepeda.


  • Tidak selalu mengabulkan segala hal yang memicu rengekan anak.


Hal ini penting, karena salah satu faktor terjadinya obesitas pada anak adalah orang tua yang terlalu membebaskan anaknya dalam mengonsumsi makanan dengan memberi uang jajan tanpa mempertimbangkan gizi anak.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline