Lihat ke Halaman Asli

Sarmila Setiawati

Ilmu adalah cahaya

Menanamkan Budaya Literasi di Sekolah

Diperbarui: 7 Oktober 2021   17:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Menurut Wikipedia, Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar ke-4 di dunia. Dengan populasi penduduk yang besar ini, potensi sumber daya manusianya juga besar. Namun faktanya kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih sangat rendah. Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2020 pertumbuhan IPM Indonesia melambat dari yang sebelumnya (2019) sebesar 0,74% menjadi 0,03% pada tahun 2020.

Rendahnya kualitas sumber daya manusia di Indonesia salah satunya disebabkan oleh rendahnya minat dan kebiasaan membaca masyarakat Indonesia. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Program for International Student Assesment (PISA), Indonesia menempati posisi ke-62 dari 77 negara.

Budaya literasi di Indonesia khususnya di sekolah masih belum sepenuhnya menjadi budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya, hal tersebut disebabkan oleh kurangnya kesadaran dari siswa, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua untuk menjadikan literasi sebagai kebiasaan serta budaya dilingkungan sekolah.

Pengertian literasi sendiri menurut UNESCO ialah seperangkat keterampilan nyata, terutama keterampilan dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks yang mana keterampilan itu diperoleh serta siapa yang memperolahnya.

Menurut National Institute for Literacy: “literasi merupakan kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.”

Jadi literasi tidak terbatas pada kemampuan seorang dalam membaca dan menulis saja, tetapi literasi mempunyai makna yang lebih luas.

Untuk membangun budaya literasi yang baik disekolah dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Pembiasaan membaca buku setiap awal pembelajaran

Guru dapat memberikan arahan bagi setiap siswanya untuk membaca buku bersama-sama pada awal pembelajaran. Dengan cara ini, siswa perlahan-lahan akan membiasakan diri dalam membaca buku dan diharapkan dapat meningkatkan minat baca siswa secara terus-menerus tanpa paksaan.

2. Memberikan hukuman bagi siswa yang tidak membaca buku

Guru dapat memberikan hukuman bagi siswa yang tidak membaca buku. Walaupun cara ini terdengar sangat memaksa. Tapi cara ini bisa dicoba khususnya bagi siswa yang sering membangkang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline