”Patuh atau Jatuh”
Sarkoro Doso Budiatmoko
Sekian lama bekerja, ternyata dari dulu hingga kini, kepatuhan karyawan, yaitu karyawan patuh mengikuti pedoman, instruksi, standar atau regulasi, masih harus dipelototin untuk lebih menjamin keberhasilan sebuah perusahaan mencapai tujuan.
Apa pentingnya kepatuhan?
Pertanyaan dan jawaban di bawah ini bisa memperjelas pentingnya kepatuhan.Pertama, apa yang akan terjadi pada Anda kalau sakit tetapi tidak patuh minum obat dan menjalani saran dokter?Jawabnya, bersiaplah sakit lebih parah, atau bersiaplah menjemput ajal.
Kedua, apa yang akan terjadi bila dalam sebuah barisan ada satu atau dua orang tidak patuh perintah atau aba-aba pimpinan?Jawabnya, barisan menjadi kacau balau, gerak tidak serempak dan kemudian tidak enak dilihat.
Bagi yang menginginkan contoh yang lebih terang benderang, dalam budidaya tanaman, bayangkan apa yang akan terjadi apabila ketentuan tentang pembuatan tanaman tidak dipatuhi.Bibit bukan jenis unggul, ditanam tidak tepat waktu, dosis pupuk lebih rendah, pemupukan salah waktu, perempelan daun tidak dicegah, hama dibiarkan, pemeliharaan tidak dilakukan dan keamanan tidak diurus.Kalau ini yang terjadi, berhentilah mimpi memperoleh panen hasil tanaman yang nyata per hektar, tapi bersiaplah panen rumput di akhir daur.
Akibat dari ketidakpatuhan berbeda kadar dan pembobotannya tergantung siapa pelakunya.Penyimpangan arah satu derajat oleh kapal besar tentu berbeda akibatnya dibanding penyimpangan yang sama yang dilakukan oleh perahu kecil. Pelanggaran penumpang pesawat yang tidak memasang sabuk pengaman tentu beda risiko yang ditimbulkannya dibanding dengan ketidakpatuhan yang dilakukan Pilot.Demikian pun akan berbeda akibat yang ditimbulkan oleh penyimpangan yang dilakukan pimpinan (apapun levelnya) dengan anak buah.
Banyak contoh lainnya, tetapi contoh di atas cukup untuk memberi gambaran apa yang akan terjadi dalam kegiatan dunia usaha apabila tidak ada kepatuhan dari para pemangku kepentingan terhadap ketentuan yang berlaku. Dalam bahasa keren, ketidakpatuhan yang berlangsung terus menerus berkepanjangan akan berakibat disharmony dan distrust yang bisa berbuah konflik, chaos, ketidakteraturan, dan berakhir bangkrut.
Menegakkan kepatuhan
Sebuah entitas bisnis, sebuah perusahaan bidang apapun saat ini dan mendatang, sangat berkepentingan agar semua pedoman dan instruksi serta standar kerjanya dipatuhi.Hanya dengan cara itu bisnis akan berhasil mencapai tujuan.Tetapi sayangnya kepatuhan tidak datang atau muncul begitu saja.Artinya, kepatuhan memang harus diusahakan untuk ditegakkan.
Perilaku untuk patuh biasanya muncul karena upaya menghindari hukuman/sanksi (punishment), atau usaha untuk memperoleh imbalan (reward) yang dijanjikan.
Pada institusi yang menomorsatukan tingkat kepatuhan tinggi, menegakkan kepatuhan dilakukan dengan menerapkan tindakan disiplin yang berat bagi para pelanggarnya. Dunia militer, misalnya, sel dan pecat menjadi “hadiah” yang lumrah bagi pelanggaran disiplin. Penghargaan bagi yang berprestasi pun tidak tanggung-tanggung, naik pangkat, naik jabatan, penyematan bintang tanda jasa, bukan hal yang aneh.Tindakan bagi aparat yang memakai narkoba dan penghargaan bagi para penolong korban musibah AirAsia bisa jadi contoh nyata.
Salah kaprah
Tentu saja hadiah dan hukuman hanya bisa diberikan setelah dilakukan evaluasi yang cermat, akurat dan tepat sasaran atas kepatuhannya.Tanpa evaluasi cermat, akurat dan tepat, keinginan menegakkan kepatuhan bisa salah alamat, lalu salah arah dan akhirnya salah kaprah.
Salah kaprah itulah yang justru sering terjadi, maka jangan kaget dan heran kalau pelanggaran dan prestasi menjadi tidak jelas bedanya dan tidak pernah jelas pula artinya.
Dalam kesalahkaprahan seperti ini, pelanggaran dan prestasi bukan hal penting.Apa perbuatan dan kinerja Anda juga tidak penting.Yang perlu Anda perhatikan karena ini sungguh penting untuk Anda sendiri, adalah siapa Anda, siapa dibelakang Anda, siapa temen Anda, siapa cantolan Anda, seberapa banyak massa Anda, apa organisasi kendaraan Anda, seberapa nekad Anda, seberapa menakutkankah Anda, seberapa ahlikah Anda main politik, seberapa luas jaringan Anda, seberapa kental perkoncoan Anda, seberapa kontribusi Anda, dan seterusnya.
Kepatuhan itu penting, dan dalam suasana perusahaan sedang genting, kalau perlu pasang slogan: Anda patuh atau Perusahaan jatuh.
Semarang, awal 2015.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H