Lihat ke Halaman Asli

Ancaman Pak RT

Diperbarui: 9 Mei 2023   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bogem mentah Erick hampir saja mendarat telak di dagu Parto, untung pada saat yang tepat, bogem yang sudah melayang itu bisa ditahan pak Ketua RT. Erick tidak kuat menahan bogemnya untuk melampiaskan kekesalan dan emosinya karena sepeda motornya tidak bisa lewat lagi dengan leluasa di ruas gang tepat di depan rumah Parto. 

"Sabar pak Erick, kita bicarakan baik-baik dulu..." ujar Ketua RT berusaha meredam emosinya. 

"Okey Pak RT, tapi ini orang bikin kesal warga saja, seenaknya bikin tanggul di gang jalan umum... jangan didiamkan saja dong Pak..." kata Erick setengah menuntut. 

Parto menyeringai sengit. "Emangnya aku gak kesel..., hargai orang lain juga dong ..., kapan saya bisa tidur? Siang-malam sepeda motor sliweran ngalor-ngidul, suara knalpotnya keras lagi...". 

Warga yang lain menyahut: "Yaah gimana tidak terganggu tidurnya Pak RT..., Dia mah dari pagi, siang, sore dan malam tiduuurrr teruuuus....". 

Seorang Ibu juga menyahuti: "Iyaaaa tuuh Pak RT... jangan dibiarin, ntar terluang lagi, terulang lagi..., dulu pernah malam-malam pak Parto hidupin musik keras-keras, anak bayi kami sangat terganggu dan tidak bisa tidur semalaman, kami protes tapi gak digubris..." 

Pak RT nyengir sambil garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal, lalu berujar: "Sabaaaar, sebentaaaar, mari kita bicara dengan kepala dingin...". 

"Silahkan bapak ibu duduk..., seadanya..." pak RT menyilahkan para tamu duduk di ruang tamu rumahnya. 

Sore itu beberapa warga, termasuk Parto, datang memenuhi undangan Pak RT untuk merespon keresahan. Warga resah karena Parto seenaknya membuat tanggul cukup tinggi di depan rumahnya. Lima buah tanggul berjarak dua meter satu dengan yang lain itu tentu mengganggu mobilitas warga.  Tidak semua kendaraan bisa melintasi tanggul-tanggul tersebut. 

Bukan sekali ini saja Parto membuat warga resah. Ada saja ulahnya, persis seperti anak-anak yang mencari perhatian. Padahal umurnya sudah di akhir enampuluhan tahun. 

Awalnya Parto sebenarnya baik-baik saja, bergaul biasa dan ikut ronda malam. Ulahnya menjadi aneh setelah ditinggal istrinya yang meninggal mendadak. Kematian istrinya membuatnya sangat kehilangan dan sering menangis sendiri sesenggukan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline