Lihat ke Halaman Asli

Kali Ini Maroko Bakal Bikin Heboh

Diperbarui: 14 Desember 2022   11:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di hari-hari penuh keriuhan perebutan piala dunia sepakbola 2022 di Qatar sekarang ini, apa yang Anda rasakan ketika tim jagoan kalah, tersingkir dan tidak berhasil mencapai final? Bagi penggemar sepakbola tentu macam-macam rasanya. 

Ada yang kecewa berat lalu mutung, tidak peduli lagi dengan pertandingan-pertandingan lanjutan lainnya. Jagoan sudah kalah, tidak ada lagi yang harus ditonton. Siapa yang menang dan menjadi juara, tidak lagi penting. Kalau perlu banting tv, lempar hape dan ngamuk-ngamuk. Begitulah reaksi penggemar bola yang fanatik terhadap kekalahan tim sepak bola pujaannya. 

Kefanatikan pemuja tim sepakbola biasanya ditandai dengan penggunaan atribut-atribut tim tersebut seperti jersey seragam, topi, syal dan asesori lainnya. Bahkan model rambut dan cara bicara dan berjalan pemain bintangnya pun ditiru habis. Tanda lainnya adalah "melarang" timnya kalah dalam bertanding. Pokoknya tim pujaannya harus menang. 

Beda lagi perilaku orang yang menyukai olahraga sepakbola tetapi tidak sampai menjadi fanatik. Dia hanya ikut senang bila timnya menang dan menjadi juara. Kalaupun tim kesukaannya kalah, maka dengan mudah berganti pada tim yang masih bermain dan masih melanjutkan kompetisi. 

Dia menyukai pernak-pernik atribut sepakbola, tetapi tidak hanya pada satu tim saja. Sepanjang asesori itu indah, enak dipandang dan suka, dibelinya dan dipakainya.  Fanatiknya tipis-tipis saja. 

Namun setebal dan setipis apapun kadar kefanatikan seseorang terhadap sepakbola, harus diakui bahwa olahraga jenis ini memiliki penggemar paling besar dibanding olahraga-olahraga lainnya di dunia. Dan, sebesar itu pula pengaruhnya terhadap kehidupan pengemarnya dan kehidupan manusia. Berita tentang perilaku warga Negara peserta Piala Dunia ini bisa menjadi bukti, betapa hebohnya mereka menyambut kemenangan timnya dan betapa kecewa ketika timnya kalah dan tersingkir. 

Dalam kehidupan keseharian pun pengaruhnya kadang tidak masuk akal. Silahkan saja amati besarnya penghasilan pemain bintang sepakbola dunia sekelas Ronaldo atau Messi. Atau juga besarnya honor pelatih klub sepakbola kelas atas seperti Barcelona, Real Madrid, Chelsea atau MU. Perbandingan penghasilan mereka dengan besarnya uang pensiunan ASN Indonesia seperti langit dan bumi. 

Pengaruhnya di dunia usaha juga tidak kecil. Anda tentu ingat kegaduhan yang muncul akibat bintang sepakbola Ronaldo setelah menggeser botol minuman ringan merk tertentu di mejanya dan diganti dengan minuman lainnya. Gerakan tangan menggeser minuman ringan tersebut telah mengguncangkan nilai saham perusahaan penghasil minuman ringan tersebut. 

Lebih menghebohkan lagi fanatisme yang tidak mengenal kata kalah. Ketika kekalahan menimpa, penggemar fanatik tidak bisa menerima begitu saja. Lalu, timbul keributan yang membawa korban. Kejadian sudah sering terjadi ini seolah menggambarkan betapa sepakbola lebih berharga dari pada jiwa. 

Jatuhnya banyak korban beberapa waktu yang lalu di Stadion Kanjuruhan Malang bisa menjadi pelajaran berharga. Tidak hanya di negeri berkembang, di Negara yang modern dan maju pun pernah terjadi, seperti pada tahun 1989, di Sheffield, Inggris, 96 tewas, pada tahun 1971, di Glasgow, Skotlandia, 66 tewas dan pada tahun 1982, di Moskow, Uni Soviet, 66 tewas. Belum lagi di tempat lain di dunia ini. 

Di sisi lain, harus diakui juga sepakbola menjadi sumber inspirasi dan bahan kajian yang luar biasa bagus untuk segala macam keperluan. Misalnya tentang semangat kerjasama, kekompakan, kepatuhan terhadap aturan pertandingan dan ketaatan kepada pelatihnya serta saling menghargai peran dan posisi masing-masing. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline