Lihat ke Halaman Asli

Resolusi 2022

Diperbarui: 29 Desember 2021   06:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apabila tidak hati-hati orang bisa terpedaya oleh pandangan mata dan pikirannya sendiri ketika melihat sesuatu. Misalnya, ketika membaca rumus tentang teori relativitas yang dijelaskan oleh Einstein pada awal abad 20. Rumusnya memang sederhana, E = MC2, tetapi di mata banyak orang, pemahaman terhadap teori ini tidak sesederhana rumusnya. Bahkan banyak orang tidak memiliki cukup nyali untuk belajar lebih dalam tentang teori ini. 

Di sisi lain, di balik kesederhanaan rumusnya, teori ini telah menuntun pada penemuan-penemuan penting berikutnya. Terbukti, teknologi terapannya sekarang membuat banyak urusan hidup manusia menjadi jauh lebih mudah, utamanya pada urusan navigasi, belanja online dan digital map. Aplikasi sejenis ini sudah sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari. 

Bagaimana penjelasannnya? Silahkan berselancar di jaringan internet di dekat Anda. Banyak sekali sumber bahan bacaan di dunia nyata maupun dunia maya yang menerangkan soal rumit ini dengan bahasa popular. 

Tulisan ini tidak membahas teori relativitas dari si jenius Einstein secara detil tetapi hanya cerita tentang relativitas hidup pada saat menyambut pergantian tahun. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), relativitas artinya ketidak-mutlakan atau kenisbian. Dalam praktik kehidupan sehari-hari dapat digambarkan dalam relativitas penggunaan waktu sepanjang satu jam. 

Seseorang, meskipun sama-sama diberi waktu selama satu jam, tetapi bila dimanfaatkan untuk mengerjakan sesuatu yang dia sukai dan membuatnya asyik, maka waktu sepanjang 60 menit itu akan terasa sangat singkat. Sebaliknya bila digunakannya untuk menunggu gajian, antri masuk bioskop, merindukan datangnya kekasih, maka waktu yang "hanya" satu jam bisa terasa sewindu lamanya.   

Demikian juga menjelang tahun baru. Bagi yang sedang menunggu datangnya bonus tahunan, menunggu bulan Desember berakhir itu bisa terasa menyiksa. Sedangkan yang sedang menikmati asyik-masyuk liburan nataru, waktu seberapapun panjangnya bisa terasa berjalan sangat cepat. 

Di akhir tahun seperti inilah, waktu sepanjang 12 bulan bisa terasa meluncur begitu cepat atau sebaliknya merambat sangat lambat. Ada relativitas di setiap pergantian tahun yang, tentu saja, terjadi satu tahun satu kali. 

Satu tahun, faktanya, bukanlah waktu yang pendek. Di dalamnya ada 12 bulan, atau 52 pekan atau setara ratusan hari, ribuan jam, ratusan ribu menit dan jutaan detik. Dalam kurun waktu itu tentu terjadi banyak peristiwa. Peristiwa yang diiringi perasaan campur-aduk. 

Ada rasa puas dan sekaligus juga sesal. Rasa bahagia dan juga sedih. Rasa bangga dan juga kecewa. Puas, bahagia dan bangga karena keinginan dan tekad yang dicanangkan setahun yang lalu bisa dicapai, atau sebaliknya, sesal, sedih dan kecewa karena harapan tidak terwujud. 

Begitulah, sepertinya baru beberapa bulan yang lalu menyusun cita-cita, tekad dan target untuk dicapai di tahun ini, tiba-tiba sekarang sudah datang lagi saatnya membuat tekad yang baru untuk diraih di tahun baru yang akan datang. 

Pergantian tahun sebenarnya hanya soal segmentasi waktu yang kita ciptakan sendiri. Sebagaimana pergantian bulan, pekan atau hari. Hanya saja umumnya orang berkegiatan terbiasa mengacu pada tahun takwim atau tahun kalender. Mengawali pekerjaan di awal tahun, Januari, dan mengakhirinya di akhir tahun, Desember. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline