Lihat ke Halaman Asli

Metode Mengajar Bahasa Inggris yang Menyenangkan

Diperbarui: 4 April 2017   18:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proses Ngajar Mengajar pelajaran Bahasa Inggris untuk siswa itu gampang-gampang susah. Apa alasannya? Karena, kalau kita lihat materinya di buku sangat sederhana sekali. Materi Bahasa Inggris untuk tingkat MTs/SMP penekanannya lebih pada vocabulary dan sedikit menyinggung tentang grammar. Guru mata pelajaran bahasa Inggris lulusan S1 yang sudah memiliki syarat bisa mengajar pada tingkat MTs/SMP. Akan tetapi di sini metodenya yang berbeda-beda. Kita bicara mengenai metode pengajaran Bahasa Inggris di tingkat MTs/SMP.

Setiap guru yang mengajar pelajaran Bahasa Inggris memang terasa mudah akan tetapi sulit bagi para siswa. Penyebab yang jadi masalah adalah bagaimana cara kita supaya materi Bahasa Inggris yang kita berikan dapat diterima siswa dengan baik dengan maksimal dan ada respon positif dari siswa. Mengajar pelajaran Bahasa Inggris bukanlah sekedar menyampaikan materi selesai, yang penting materi yang sudah disampaikan beres tanpa memperhatikan psikologis siswa didik kita. Bukankah kita/seorang guru menginginkan siswa didiknya merasa enjoy, merasa senang terhadap materi yang di sampaikan dengan metode yang tepat. Jika siswa sudah merasa nyaman dan senang dengan cara kita mengajar tentu materi yang kita sampaikan kepada siswa akan cepat diterima anak.

Proses ngajar mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris di MTs/SMP akan terasa monoton dan membosankan jika guru yang mengajar minim kreatifitas, dan kurang menguasai metode pengajaran Bahasa Inggris. Mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris tidak hanya untuk menuliskan vocabulary di papan tulis kemudian anak menyalinnya dibuku catatan setelah itu anak menirukan guru dalam mengucapkan kata-kata atau vocabulary yang sudah di tuliskan tadi. Mungkin cara ini adalah cara yang konvensional dan membuat baik anak didik maupun guru menjadi cepat bosan.

pengalaman saya pada acara penelitian guru di Institute Pendidikan Guru Kuala lumpur malaysia, pengajar Bahasa Inggris di sekolahsetiap kali masuk ke kelas membiasakan memberi salam kepada guru dalam Bahasa Inggris kemudian berlanjut dialog greeting. siswa menjadi terbiasa dan hafal juga pengucapan yang benar. Di kelas guru menggunakan ungkapan2 dalam Bahasa Inggris misalnya, “Who is absent today?”, “What date is it today?” “Why is he sick?” “Clean the blackboard!” dan sebagainya”. Sehingga siswa terbiasa mendengar ungkapan tadi dan mereka merespons dengan baik.  Sebelum memberikan materi, guru selalu mengawali dengan nyanyian dalam Bahasa Inggris sesuai dengan tema pembelajaran Bahasa Inggris yang sedang dipelajari. Dengan adanya warming up berupa nyanyian secara psikologis akan memberikan semangat kepada anak di dalam menerima materi pelajaran baru. Kemudian setiap akan melanjutkan materi guru selalu menanyakan kepada siswa, “Do you have any homework?”kebiasaan yang berulang-ulang sangat penting di dalam melatih siswa menggunakan Bahasa Inggris secara  langsung. Kebiasaan dan ungkapan-ungakapan ini merupakan Languange accompanying action, Bahasa yang menyertai tindakan. Sangat penting sekali bagi guru untuk mengaplikasikan Bahasa Inggris secara langsung yaitu scaffolding talk dimana siswa terbiasa dengan ekspresi dan ungkapan Bahasa Inggris. Ini sangat membantu supaya cepat menguasai Bahasa Inggris untuk siswa.

Di dalam memberikan materi kepada anak didik, tentunya guru berpegang pada prinsip pengajaran Bahasa, yaitu Bahwa Bahasa itu dimulai dari Bahasa lisan kemudian berlanjut ke Bahasa tulis. Jelasnya adalah sebelum menuliskan di papan tulis atau menyuruh siswa membaca, kita perkenalkan dulu suaranya atau sound nya dulu. Kenapa demikian? Alasannya ketika guru menuliskan vocab atau kata dulu sebelum anak mendengarkan sound atau pengucapannya, mereka akan terpengaruh tulisannya, sehingga mereka mengucapkan atau melafalkan kata tadi sama atau hampir sama dengan tulisan yang ada di papan tulis tadi. Makanya sebelum siswa mengenal tulisannya lebih baik kita kenalkan atau perdengarkan lafalnya dulu. Karena seperti yang kita tahu bahwa memang Bahasa Inggris lain di baca lain di tulis.

Perlu diingat pula bahwa sebelum mengajar Bahasa Inggris guru harus memberikan gambaran umum dan tujuan tentang tema dan pokok-pokok yang akan dipelajari kepada anak didik. Kita bangun pengetahuan dan hal-hal yang berkaitan dengan materi yang akan di sampaikan. Ini sama dengan building knowledge Intinya sebelum siswa lebih detail dan lebih dalam mempelajari suatu topik atau tema ataupun bahasan, maka akan di beri pengantar atau hal-hal yang berkaitan dengan tema yang akan dipelajari siswa. Pengalaman saya pada Teacher Education Researc memulai suatu materi atau tema yang baru maka kita akan melakukan tanya jawab kepada anak seputar tema itu meskipun dalam Bahasa Indonesia, contohnya ketika kita mengajarkan tema tentang pekerjaan/Profession, maka kita akan menanyakan kepada siswa kita, mengapa orang itu harus bekerja? Sebutkan jenis pekerjaan yang kamu ketahui? Apa pekerjaan ayahmu? Dan sebagainya. Jadi anak akan ada gambaran mengenai bahasan materi yang akan dipelajari anak punya dasar meskipun kita menanyakannya dalam Bahasa Indonesia.

Setiap kali anak sudah mulai merasa jenuh atau bosan dalam belajar Bahasa Inggris, sebaiknya kita untuk diselingi dengan nyanyian Bahasa Inggris. Lagu bisa sesuai dengan tema maupun di luar tema. setiap kali anak bosan perlu sering menyanyikan lagu “happY”, contohnya “If you’re happy and you know it clap your hand”, anak merespons dengan tepukkan tangan tiga kali dan seterusnya. Maka siswa akan kembali lagi menjadi semangat di dalam mengikuti pelajaran Bahasa Inggris. Sekali lagi ini merupakan kreatifitas guru kepandaian guru di dalam mengelola kelas, dari suasana yang monoton dan bosan serta ngantuk menjadi semangat dan antusias lagi. Banyak lagu lagu yang bisa dinyanyikan tidak hanya lagu tadi di atas.

Metode yang lain pengalaman yang saya pelajari ketika mengajarkan suatu materi adalah guru selalu menggunakan metode kompetisi. Untuk mengetes apakah anak sudah hafal atau menguasai vocabulary tema tertentu guru membuat suatu permainan atau kompetisi individual siswa. Jadi guru akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa didiknya seputar kosakata tema yang sedang dipelajari. Siapa yang bisa menjawab dengan cepat dia dalam posisi aman.dan tidak menjawab lagi. Namun ketika siswa menjawab salah maka dia tidak diperbolehkan untuk menjawab pertanyaan lagi. Dia diperbolehkan jawab lagi untuk pertanyaan yang berikutnya.  Jumlah pertanyaan yang guru ajukan adalah jumlah semua anak dikurangi satu. Jadi nantinya akan ada satu anak yang terakhir tidak bisa menjawab disuruh maju dikenai hukuman. Ini bukan hukuman layaknya seseorang atau siswa melakukan kesalahan. siswa biasanya di suruh nyanyi di depan kelas. Dengan metode semacam ini anak akan tertantang dan berusaha untuk menjawab pertanyaan dengan cepat agar tidak didahului oleh teman yang lain. Karena yang menjawab terakhir kali akan dikenai hukuman nyanyi di depan kelas. Contoh yang saya paparkan tadi sifatnya individual. Model kompetisi tadi bisa dikembangkan secara group atau kelompok per kolom bangku siswa. Sehingga siswa menjawab secara kelompok. Pada akhirnya akan ada kelompok yang bisa menjawab benar paling banyak adalah juaranya. Ada kebanggan tersendiri bagi siswa. Siswa menjadi semangat dalam belajar. Sehingga tanpa terasa mereka telah memperlajari suatu vocabulary baru dengan menyenangkan.

Banyak sekali metode yang bisa diterapkan di dalam menyampaikan materi kepada siswa didik kita. Biasakan mengakhiri pelajaran Bahasa Inggris dengan lagu atau nyanyian Bahasa Inggris     (English songs). Dengan cara ini anak akan mengakhiri pelajaran Bahasa Inggris dengan hati yang senang. Ketika memulai pelajaran ada pembukaan salamnya, maka ketika mau menutup juga guru sebaiknya membiasakan diri dengan ungkapan salam perpisahan. Contohnya “ Thanks for your attention.  Good bye students, see you next time”, para siswa juga akan merespons salam tadi. Demikian sedikit pengalaman saya selama mengikuti Teacher Education Research/penelitian pendidikan guru di IPG Kuala lumpur. Tujuan saya adalah saya ingin memberikan yang terbaik buat guru yang lain. Supaya mereka dapat menerima materi Bahasa Inggris dengan menyenangkan tanpa paksaan, tanpa tekanan,  karena saya percaya bahwa bila anak merasa senang dan antusias dalam mengikuti pelajaran guru yang bersangkutan maka tidak mustahil mereka akan menyerap dan menerima materi yang guru sampaikan. Guru itu harus memiliki kreatifitas, guru itu harus pandai menerapkan metode yang tepat dalam mengajar. Mengajar dengan tanpa tujuan, mengajar dengan seadanya, mengajar dengan tidak memperhatikan kondisi psikologis siswa, mengajar yang penting asal mengajar menyampaikan materi selesai beres, tidak akan mendapatkan hasil yang kita harapkan. Selain itu kejenuhan dan keadaan yang monoton yang kita dapatkan yang pada akhirnya kita tidak akan dapat memperoleh hasil yang maksimal.Thank you.(Penulis, Nurmansyah,S.Pd.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline