SENIOR ADALAH DEWA – PART 3
Ketika waktu ISHOMA tiba, Marinipun mencoba jajanan kampus yang tak kalah enak daripada masakan ibunya. Diambillah makanan kesukaannya, tempe mendoan. Dibayarkanlah uangnya kepada Ibu Kantin. Tak lupa, di tengah kesibukannya Marinipun mencoba untuk menunaikan shalat. Walaupun masih bolong-bolong juga.
Selang 30 menit kemudian, acara ISHOMA pun selesai. Para Mabapun kembali memasuki ruangan. Pada acara itu ada sesi mengenai UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Dalam acara itu banyak diperkenalkan UKM seperti MAPALA (Mahasiswa Pecinta Alam), Himpunan Mahasiswa, Teater, Seni Tari, Seni Musik, Sastra, bahkan ekskul yang diidam-idamkannya sewaktu SMA dulu, yakni jurnalisme. Pemaparan demi pemaparanpun dilahapnya.
Pada saat sesi pemaparan tentang jurnalisme, Marini begitu serius memerhatikannya. Tanpa berkedip sekalipun. Dijelaskan oleh moderator, bahwa dalam UKM jurnalisme, mahasiswa akan turun ke lapangan. Tujuannya hanya satu: mencari informasi yang sebenar-benarnya. Dengan turun ke lapangan, maka mahasiswapun akan berinteraksi dengan berbagai kalangan. Mulai dari pedagang kaki lima hingga panglima. Dalam pemaparannya, UKM Jurnalisme itu menekankan adanya jiwa korsa antar anggotanya. Sesuatu yang tak ia dapatkan sewaktu SMA dulu, dimana ia sering diledek karena dianggap salah jurusan.
Dengan adanya jiwa korsa, maka setiap orangpun mempunyai visi-misi sama. Jika ada satu orang membutuhkan bantuan, orang lainpun siap sedia membantu. Semua bekerja demi kepentingan organisasi, bagi yang egonya tinggi harap mundur teratur. Acara pemaparan mengenai UKM pun selesai, begitu juga dengan serangkaian acara OSPEK di hari itu. Pada akhir sesi para Ospekers pun memberikan serangkaian tugas bagi mabanya. Mulai dari beli ini lahh, beli itu lahh, sampai harus mereview berita tengah malam. Tapi Marinipun tak melakukannya sendiri. Panitia sudah membuat kelompok yang isinya adalah mahasiswa dari berbagai prodi. Di FISIP sendiri ada beberapa prodi, diantaranya: Ilmu Politik, Sosiologi, Ilmu Administrasi Negara, Sosiatri, Ilmu Hubungan Sosial, Kriminologi, Antropologi, sampai prodinya Marini, Ilmu Komunikasi.
Setelah diumumkan tugas-tugas oleh para ospekers itu, acarapun fix selesai. Bubarlah maba yang masih unyu-unyu itu. Satu persatu kelompokpun berkumpul untuk membahas tugas sialan itu. Mulailah Marini dan kawan-kawannya bergerilya menyerbu Bursa Kampus, sebuah toko peralatan alat tulis dll dengan harga miring. Maka dicarilah barang-barang yang diminta oleh para ospekers itu. Mulai dari permen bertuliskan kata ‘I Love You’, bendera tiga warna, sampai balon dengan warna kuning keemasan. Mirip dengan warna bendera FISIP. Dalam perburuannya, Marinipun merasakan kelelahan akut.
“Aku capek banget Mel.” ujar Marini kepada Meylani teman satu kelompoknya ang berasal dari Prodi Administrasi Negara.
“Kamu sakit ya Marini, kalau sakit jangan dipaksain. Bentar lagi kita selesai kok mburu barangnya. Habis itu barulah kita kerjain tugas dari para ospekers. Semangat ya Marini, kamu pasti kuat. Orang dibentakin aja kamu nggak nangis.” katanya sambil mengusap-usap rambut Marini.
Bergetarlah telepon dari saku kemeja Meylani. Diangkatlah panggilan dari seseorang yang baru dikenalnya. Ponselnyapun seperti keringetan, mengingat pada saat dibentak para ospekers Meylani mengeluarkan keringat dingin.
“Halo, Andrian. Ada apa ya ? Tumben nelpon.” jawab Meylani.
“Ini aku sudah dapat sabun batangan dengan merek ####, susah juga ngedapetinya. Ini aku beli 10 buah, sesuai dengan jumlah kelompok kita. Bayarnya besok saja ya Mel. Uangnya aku talangin dulu.” kata Andrian.