Lihat ke Halaman Asli

Saris D Pamungki

Menulis Dan Merekam Lewat Visual

Puisi | Belajar Berdiri

Diperbarui: 16 Mei 2019   05:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

catatan majelisku

Trantanan, Belajar Berdiri

Kolektifnya para elit menghamburkan nafsunya, apa tak tertoleh mata dan hatimu, bahwa yang di ujung jembatan ini mengerang kesakitan, belum terisi sesuap nasi pun. 

Teruskan jika memang itu jalan yang kalian pilih. Saling lah membenturkan diri satu sama lain. Jangan lupa, seluruh semesta menyaksikannya.

Wajar, sudah ada dalam kitab (masing-masing Agama), tidak lah mengherankan pandang hal laku manusia yang seperti itu. Hanya saja, perlu di sadari, ketika menghamba hawa nafsu, teriring pula hati kecil yang sebenarnya disebut rohani selalu mengingatkan diri. 

Namun, Unsur yang pekat (iblis) nan lebar tertanam dalam aliran darah selalu membisikkan "Teruskan... Teruskan, jika tak begini, kau tak bisa jadi pemenang", Naudzubillah...

Berlombalah untuk menjadi Pohon yang subur, menyejukkan, membuat teduh bagi makhluk di sekitar, serta akarnya yang menjulang ke langit.

....(subuh, 16/5)
ilustrasi. coretan diaryku, "Al Baqarah : 152"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline