Serambi Partai Demokrat seolah terkoyak hebat, diterpa angin cukup kencang dan tak pernah henti, bertubi-tubi datang. Selang satu hari dari rapat yang digelar, Andi Arief, wakil sekjen Demokrat, ditangkap karena narkoba di Hotel Menara Peninsula, Jakarta (3/3/2019).
Begitu informasi beredar cepat pada dinding linimassa beberapa media online nasional, koleganya justru santer saling menyalahkan. Ironis, bukannya memberikan penguatan moral pada diri Andi Arief, malah membuat pernyataan hingga banyak orang mengelus dada.
Apa yang menimpa Andi Arief murni kesalahan atas gaya pergaulan dia sendiri. Hal ini dikuatkan dari hasil pemeriksaan sementara Kepolisian yang menyatakan bahwa Andi Arief bukan hanya sekarang mengkonsumsi sabu (narkoba), namun sudah beberapa kali.
Sementara itu, Budiman Sujatmiko, teman dekat seperjuangan Andi Arief saat di bangku kuliah juga menyatakan kesedihan atas berita ini. terlihat cuitan di akun twitternya. Budiman teringat bagaimana mimpi seorang Andi Arief dulu yang mempunyai rencana demi masa depan indonesia.
Terlepas siapapun itu, ketika sudah merasakan kenikmatan pada setangkup harumnya barang haram seperti narkoba, maka akan merasa ketagihan. Seorang Andi Arief harusnya lebih Arif memaknai kehidupan, termasuk kita semua. Jangan sampai lengah akal walau sudah mencapai puncak. Hukum Tuhan akan selalu mengiringi. Dan, jangan saling memperolok satu dengan yang lainnya. Siapa tahu, kita lebih hina dari binatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H