Lihat ke Halaman Asli

Saris D Pamungki

Menulis Dan Merekam Lewat Visual

Kau Berhasil Menamparku

Diperbarui: 25 Oktober 2018   14:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kala itu...

Caruban Pagi ini (28/8), dering telepon pintarku berbunyi, bangunkan ritual pagi yang biasanya mesra dengan secangkir kopi di meja dapur rumah ibuku. Saking nikmatnya, keintiman kami berdua langsung buyar.

"Nggeh, Assalamualaikum, siapa niki?", tanyaku sebagai pembuka di ujung telepon.

"Mas, ini saya, bu Nanik, Saya sudah di Bank", Sahut beliau.

Antara sadar dan tidak, ternyata schedule perjalanan hari ini ada janji sama beliau, Bu Nanik. Seorang wanita paruh baya yang jadi peserta salah satu Program andalan Pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan (sebut saja KPM PKH) meminta bantuan untuk didampingi dalam hal pembukaan blokir pin ATM nya di Bank dekat rumahku ini.

"Ya, Allah. Nggeh bu, ambil nomer antrian dulu nggeh, bentar lagi saya nyusul", jawabku sambil beberes dokumen yang nanti aku bawa menyertai beliau selesaikan urusannya.

Bu Nanik Lestari, datang diantar oleh suaminya dan dua anaknya. Sekalinya kami bertemu di pintu depan Bank, pandanganku terpaku oleh anaknya yang pertama, Si Agis. Seorang anak yang istimewa, anak yang buatku tak lelah mengaguminya walau di atas lagi debat dengan tagar #2019 yang bla bla bla. Lihat, meskipun fisik dan mental Agis tak sempurna sepertiku, namun keluarga ini benar-benar mampu menamparku.

Terlihat dari sabarnya bu Nanik mengajak Agis dan adiknya bermain sambil menunggu suaminya pulang ambil syarat administrasi agar terlayani oleh pihak Bank.

Tertegun oleh kebersamaan, kesederhanaan, ketegaran dan kesabaran yang mereka bangun di keluarga selama ini. Delapan tahun usia Agis, masih terlihat peluh perjuangan suami dan bu Nanik tunjukkan di depan mataku hari ini.

"Kau berhasil menamparku, ya sekerasnya lah menampar, hingga aku merasa tak punya apa-apa, menegaskan bahwa aku makhluk yang lemah,  hadirnya kalian, keluarga istimewa ini membuktikan bahwa benar-benar kekal tentang KeEsaanMu, Tuhan...", gumamku penuh lirih mengiris hati dan akal.

Teruslah tampar aku dengan seperti ini..., agar terhapus kesombongan yang sebenarnya hanya Tuhan yang berhak memakainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline