"Kang, emang kapan pilihan presiden dimulai?", tanya kang Atir, si tukang becak kepada si Supit (Juru Parkir) yang mangkal di Pasar Kliwon, pinggir Kota.
Sambil atur motor dan sepeda yang berantakan akibat satu pelanggan parkirnya ada yang tergesa mengeluarkan sendiri motor dari tatanan rapi si Supit dari pagi, tak beraturan lagi gara-gara orang itu dia jawab pertanyaan si Atir,
"Aku dewe gak tau kang, atur parkiran ini aja susah kok dirimu ni tanya kapan presiden coblosan lagi, huhhhh...", sambil geleng kepala dia berucap.
Memang situasi di televisi, seringkali menjadi sarapan pagi para becakkers (sebutan sopir becak masa kini) yang terpampang jelas di depan kantor Pasar Kliwon ini, mau tak mau jadi bahan diskusi kecil sambil nunggu pelanggan memakai jasanya antarkan melalui ayuhan pedal becak mereka.
Lumayan, ada sedikit obrolan sambil tebak menebak siapakah yang jadi pemimpin negeri ini, walaupun kadangkala bangunan opini yang disuguhkan televisi kadang sengaja dirangsang jauh-jauh hari guna rating tinggi pemirsa dan iklan yang menyertainya bisa bertengger puas di posisi teratas.
Mereka berdua dan beberapa orang yang geluti keseharian di Pasar Kliwon sama sekali tak menghitung peran baik buruknya informasi yang tersaji itu, terpenting baginya adalah bisa ngebul dapur istri di rumah, sudah bisa tersenyum lepas dan sedikit puas.
"jadi, lum tau ya kang kapan... Di tivi kok udah pada rame ya, sudah muncul namanya", tanya lagi kang Atir, serasa jawaban si Supit dirasa tak serius.
Supit tak bergeming, dia tetap fokus pada lahan parkirnya yang mulai ramai.
"Prrriiiiittt.....prrrriiiiiiiiii.....iiittttt, Kiri....ya Kiriii...", laju si Supit menikmati perannya sebagai juru parkir.
#AngkringanKangHadi (10/7)
Prapatan Mrau, Ngampel, Caruban