Menurut WHO (1990), kesehatan mental adalah keadaan bahagia seseorang menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi stres kehidupan normal, bisa menjadi efisien dan kompeten berkontribusi untuk komunitasnya. Selama masa remaja, seorang individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik, sosial atau emosional. Jikalau berubah dengan tidak adanya control yang baik, ini dapat menyebabkan masalah kesehatan mental pada remaja. Dan apabila tidak di tangani dengan baik pada masa peralihan dari remaja ke dewasa ini dengan benar maka akan berdampak di kemudian hari. Diagnosis mandiri kesehatan mental dapat menyebabkan individu mengalami kecemasan yang berlebihan. Orang dengan gangguan kecemasan dapat berperilaku dengan cara yang tidak biasa, seperti panik tanpa alasan, ketakutan yang tidak beralasan terhadap objek atau kondisi hidup, dan tindakan berulang yang tidak terkendali.
Hal ini menunjukkan bahwa self-diagnosis mungkin akan berakibat menjadi salah satu penyebab gangguan kesehatan mental seseorang. Karena di khawatirkan seseorang secara tidak sengaja melebih -- lebihkan sesuatu yang sebetulnya adalah hal yang wajar atau umum terjadi pada seseorang dalam keadaan tertentu. Contoh Ketika sesorang merasakan kekecewaan yang begitu berat atau dalam, mungkin saja bisa tejadi perubahan mood yang berkelanjutan serta beberapa hal yang mempengaruhi jasmani. Hal tersebut sebenernya bisa jadi adalah hal wajar namun Ketika seseorang mendiagnosa dirinya secara berlebihan,berdasarkan informasi yang belum jelas kevalidannya, di khawatirkan akan menimbulkan dampak yang lebih buruk dari sebelumnya. Untuk lebih jelasnya berikut sedikit penjelasan mengenai diagnosis diri sendiri.
Diagnosis diri sendiri menurut White dan Horvitz (2009) adalah sebagai bentuk upaya pengambilan keputusan terhadap diri yang berdasarkan pengetahuan tentang sesuatu penyakit. Yang menjadi alasan kebanyakan orang melakukan diagnosa diri sendiri biasanya terkait dengan gejala yang di alami seperti bimbang, dibawah tekanan, dan memiliki banyak emosi negatif. Kemudian mereka melakukan pencarian informasi tentang hal yang mereka rasakan lalu membandingkannya dengan informasi yang mereka dapatkan. Selain itu Adapun alasan lainnya adalah khawatir dengan kemungkinan terburuk setelah berkonsultasi ke tenaga ahli. Belum adanya kepercayaan yang baik terhadap tenaga ahli yang bertugas menjadi alasan seseorang melakukan diagnose diri sendiri (Akbar, 2019).
Adapun manfaat dari diagnosis diri sendiri. Singkatnya, manfaat bagi penerima diagnosis yang tidak diminta mungkin termasuk penurunan substansial dalam baik morbiditas maupun mortalitas. Mungkin juga ada manfaat untuk komunitas melalui penurunan beban sosial yang signifikan, lainnya keuntungan primer dan sekunder mungkin muncul, terutama rasa lega dan penghapusan tanggung jawab untuk perilaku 'buruk' yang merupakan fungsi untuk mendapatkan 'label' medis untuk apa yang mungkin dilihat oleh diri sendiri dan orang lain sebagai perilaku 'menyimpang' (Chadwick,1997).
Nama : Sarini Winda Arianti
NIM : 202210230311050
Akbar, M. F. (2019). Analisis pasien sel fdiagnosis berdasarkan internet pada fasilitas kesehatan tingkat pertama. INA-Rxiv. https://doi.org/10.31227/osf.io/6xu ns
Chadwick, P. K.(1997). Schizophrenia: The Positive Perspective. Routledge.
White, R. W., & Horvitz, E. (2009). Cyberchondria: Studies of the escalation of medical concerns in web search. ACM Transactions on Information Systems, 27(4), 1-37. https://doi.org/10.1145/1629096.16 29101
WHO (1990). The introduction of a mental health component into primary care. WHO: Geneva. http://www5.who.int/mental_healt h/download.cfm?id=0000000040
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H