Terik matahari mulai membuat kulit wajahku memerah. Namun, aku tak peduli dengan hal itu. Sungguh.
Tatapanku tertuju pada lelaki berjarak delapan langkah dari tempatku berdiri, menggenggam tangan bocah perempuan yang baru saja berulangtahun ketiga dua pekan lalu.
Perempuan di dekatnya dengan tak tahu malu mendekati lelaki itu. Dia tersenyum ke arah lelaki itu --lelakiku. Lalu dengan wajah tanpa dosa, senyumnya beralih padaku.
Sudah cukup! Aku tidak bisa menahannya lagi.
Ketika lelaki itu menutup jok motor, aku segera naik ke bagian belakang. Tanganku dengan tangan perempuan kecil di depanku segera melingkari pinggangnya.
"Bagus ya, senyumnya nggak ilang-ilang. Seneng banget karena yang ngisi bensinnya cantik," kataku sambil mendaratkan jejak tangan di pinggangnya.
"Aww! Sakit, Sayang. Mbok ya tahu tempat kalau cemburu itu."
#MY, 230423
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H