Idulfitri di Rumah Mbah Putri (bagian 2)
Mbah Putri tergopoh menuju pintu ketika Ayah mengucap salam. Jendela nako dengan hordeng bangau berwarna merah, lantai tanah dan udara sejuk tanpa pendingin ruangan turut menyambut kedatangan aku, Mas Hasan serta Ayah dan Ibu.
Mbah Putri mengajakku menuju kamar di bagian belakang, dindingnya terbuat dari anyaman bambu, turut mengalirkan sejuk ke seluruh bagian rumah. Aku senang mendapat kamar untuk tempatku tidur malam ini. Sedangkan Mas Hasan, Ayah, dan Ibu berada di kamar terpisah.
Ketika aku meminta Mbah Putri membuka pintu belakang, tampak sawah menghijau tersusun rapi.
"Jangan melamun ya," pesan Mbah Putri sebelum kembali ke depan.
Aku mengangguk lalu melangkah tanpa alas kaki ke arah bunga matahari di halaman belakang. Ketika tanganku hendak memetik bunga itu, tangan seseorang menepuk bahuku.
Aku terlonjak hingga terdorong beberapa langkah sebelum tersenyum ke arah anak perempuan yang tingginya hampir sama denganku.
"Kamu siapa?" tanyanya.
"Aku Hana. Kamu siapa?" aku balik bertanya.
"Aku Mila," katanya.