Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Typing Ganteng sebagai Alat Komunikasi Era Digital

Diperbarui: 18 Maret 2023   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Hidup di zaman digital secara tidak langsung telah mengubah banyak aspek kehidupan, mulai dari transaksi perbankan, jual-beli sampai cara berkomunikasi.

Belakangan ini muncul stigma tentang cara seseorang dalam mengetik atau kita kenal dengan istilah typing dalam percakapan (chat) di media sosial atau aplikasi perpesanan. Bahkan dari cara typing tersebut, kita bisa membayangkan atau menebak karakter seseorang. Misalnya saja, ketika seseorang mengetik kata makacii, benak kita membayangkan kesan kekanak-kanakan dari pengirim pesan. Meskipun tidak seratus persen akurat, tetapi kita perlu memperhatikan cara typing untuk mendapatkan kesan di mata orang lain (lawan bicara) dalam chat.

Indahnya ketika semua orang mengerti cara typing ganteng. Istilah typing ganteng merujuk pada seseorang yang mengetik kalimat dengan rapi, minim kesalahan ketik (typo) dan tidak menggunakan emoticon berlebihan. Typing ganteng membuat kita nyaman dalam berkomunikasi dan paham dengan maksud yang disampaikan oleh pengirim pesan. Contoh, Selamat pagi, Ghea. Besok kita kumpul di rumahku jam 8 buat bahas jurnal sains, ya

Kita tentu merasa nyaman ketika seseorang di luar daftar kontak memperkenalkan dirinya sebelum menyampaikan tujuan atau maksud seseorang itu mengirim pesan. Contoh lainnya ketika kita memesan barang atau produk tertentu secara daring, jawaban customer servicenya seringkali membuat kita memutuskan untuk membeli barang atau produk tersebut.

Ketika kita berinteraksi di grup chatting misalnya, kita bisa membayangkan ekspresi wajah lawan bicara kita melalui cara typing (mengetik) mereka. Typing kita akan lebih nyaman dengan seseorang yang terkesan ramah dari caranya mengetik. Penggunaan emoticon juga terkadang berpengaruh terhadap cara kita merespon sebuah pesan yang ada di grup chatting.

Misalnya, ketika kita mengucapkan terima kasih atas jawaban pertanyaan yang kita ajukan di grup chatting dan seseorang menjawab dengan emoticon kita tentu merasa lebih nyaman daripada ketika seseorang menjawab dengan emoticon yang terkesan formal. Namun, ketika kita berbicara dengan atasan di pekerjaan, dosen atau guru, tentu kita harus bisa menampilkan kesan yang baik dan serius, kayak perasaanku ke Abang, cieee.

Baiklah, kembali ke topik pembahasan kita. Sebagai seseorang yang suka nulis, tentu saya harus belajar cara mengetik yang baik. Dua tahun terakhir, saya tidak lagi menggunakan typing yg untuk yang atau sy9 untuk sayang. Itu semua demi mendapat kesan yang baik di mata orang yang belum pernah bertemu dengan saya secara langsung. Ya, kalau kamu ketemu langsung dengan saya, mungkin kamu akan terkejut karena saya di luar ekspektasimu atau ekspektasimu pada saya terlalu tinggi hehehe.

Untung saja, dewasa ini teknologi menjadikan cara berkomunikasi semakin mudah. Bertukar pesan di aplikasi WhatsApp tidak perlu khawatir kuota internet karena kelebihan karakter hehehe. Kalau kembali ke masa kejayaan handphone Nokia dengan tombol ketiknya, mungkin saya akan mengetik seperti ini sekarang, s4mb1l n9et!k 54mb!l m!k!rin m4u p4k4i hurUf ap4 u!tuK k4ta s3la!juTny4 h4haH@. Capek ternyata kalau sekarang. Untun9 s4j4 5ek4r@n9 k1t4 5ud4h b15a m3n9et!k di t0mb0L qWeRtyuiOp.

Intinya, jangan sampai orang lain ilfeel kemudian menjauhi kita di 'media sosial' karena typing kita berantakan, ya!

Jadi, kamu mau nggak ketemu sama saya?

Belitung, 180323
#Mita Yoo




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline